Liputan6.com, Jakarta - Kantor pengelolaan utang atau Debt Management Office (DMO) Arab Saudi mengabarkan akan menerbitkan surat utang sebesar USD 31,5 miliar atau Rp 448 triliun (Kurs USD 1 = Rp 14.230) pada tahun ini.
Dikutip dari laman Reuters, Senin (1/4/2019), DMO yang merupakan bagian dari Kementerian Keuangan Arab Saudi mengatakan, negara mereka telah memiliki pinjaman dalam jumlah besar sejak periode sebelumnya. Ini terjadi karena untuk mengisi kembali kas yang terkuras akibat penurunan harga minyak.
Arab Saudi telah memiliki utang sekitar USD 150 miliar yang belum terbayarkan oleh pemerintah sampai akhir 2018. 54 persen diantaranya dalam mata uang lokal dan sisanya dalam dolar AS.
Advertisement
Baca Juga
Arab Saudi juga telah menerbitkan obligasi internasional sebesar USD 7,5 miliar pada Januari 2019.
"Pendanaan asing tahun ini akan diatur sedemikian rupa hingga Arab Saudi dapat mengamankan sebagian besar pendanaannya pada kuartal pertama untuk mengurangi risiko pasar, serta memungkinkan penerbit yang terkait dengan pemerintahan Arab Saudi dapat menyentuh pasar tersebut," ujar DMO, Minggu (31/3/2019).
DMO mengeluarkan pernyataan ini beberapa hari sebelum Saudi Ramco, perusahaan minyak terbesar di negara ini menerbitkan obligasi pertamanya di pasar internasional.
Selanjutnya
Adapun persyaratan defisit Arab Saudi untuk tahun ini diperkirakan USD 35 miliar. DMO mengatakan angka ini akan didanai dengan penerbitan utang bersih sekitar USD 31,5 miliar sedangkan sisanya berasal dari simpanan pemerintah Arab Saudi pada bank sentral.
Arab Saudi berencana untuk menjaga utang outstanding di kisaran USD 181 miliar atau 21,7 persen dari produk domestik bruto sampai akhir tahun ini.
DMO juga menyampaikan jika tahun ini, mereka akan mencoba untuk menahan eksposur utang pemerintah terhadap risiko suku bunga dengan mengurangi presentasi instrumen suku bunga mengambang (floating-rate) dalam portofolionya.
Terhitung sejak 2018, utang Arab Saudi mencapai 73 persen yang memiliki tingkat bunga tetap. Sedangkan 27 persen lainnya memiliki tingkat bunga mengambang.
Sedangkan pada akhir 2019, pemerintah Arab Saudi kabarnya ingin meningkatkan utang dengan suku bunga tetap yaitu 78 persen dalam portofolionya.
Advertisement