Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri Tbk membukukan laba bersih Rp 7,2 Triliun pada Kuartal I 2019. Laba ini tumbuh 23,4 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Adapun, aset Bank Mandiri pada periode tersebut tercatat sebesar Rp 1.206,0 triliun, naik 9,8 persen dari akhir Maret 2018.
Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin menyebutkan, kenaikan laba bersih tersebut terutama didorong oleh kenaikan pendapatan bunga sebesar 15,05 persen yoy menjadi Rp 22,0 triliun, pendapatan operasional selain bunga atau fee based income yang meningkat sebesar 3 persen YoY yang tercatat Rp 6,2 triliun.
Advertisement
Baca Juga
"Serta diiringi dengan penurunan biaya Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) dan penghematan biaya operasional yang terkendali tumbuh single digit," kata dia dalam Paparan Publik Kinerja Keuangan Kuartal I 2019, di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (29/4/2019).
Siddik juga mengungkapkan, Bank Mandiri berencana menumbuhkan bisnis secara berkesinambungan dengan memperkuat struktur pendanaan melalui peningkatan dana murah, menjaga pertumbuhan biaya operasional serta penyaluran kredit yang lebih prudent baik di segmen Wholesale dan Retail.
Sementara itu, di tengah kondisi ketatnya persaingan suku bunga perbankan, pada Kuartal I 2019, pengumpulan dana murah perseroan tercatat tumbuh 3,9 persen yoy mencapai Rp 516,5 triliun. Pertumbuhan ini bertumpu pada kenaikan tabungan sebesar Rp 20,4 triliun menjadi Rp 331,3 triliun, dan giro yang mencapai sebesar Rp 185,1 triliun.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Terbitkan Surat Utang
Dalam upaya memperkuat permodalan, Bank Mandiri juga telah menerbitkan surat utang melalui program Euro Medium Term Notes (EMTN) dalam denominasi dolar AS senilai USD 750 juta. Surat utang bertenor 5 tahun dan kupon 3,75 persen itu sendiri merupakan bagian dari rencana program penerbitan obligasi valas senilai USD 2 miliar.
“Penerbitan surat utang ini membuat rasio CAR perseroan berada pada level aman di kisaran 22,47 persen yang diharapkan bisa bertahan hingga akhir tahun ini. Penerbitan surat utang ini berhasil mengendurkan tekanan pada rasio LFR perseroan (bank only) yang berada pada kisaran 92,55 persen dan diharapkan bisa terjaga pada kisaran 93 persen," ujarnya.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Advertisement