Liputan6.com, Jakarta - Penjualan listrik PT PLN Distribusi ‎Jakarta Raya (Disjaya) turun akibat aksi 22 Mei. Aksi massa yang terjadi di beberapa titik tersebut membuat kawasan perkantoran dan pusat perbelanjaan libur sehingga penggunakan listrik menurun.
General Manager PLN Disjaya M Ikhsan Asaad mengatakan, aksi massa yang terjadi di beberapa titik di Jakarta berdampak pada penjualan listrik di Jakarta. Kawasan perkantoran yang meliburkan karyawan pada 21 Mei 2019 sampai 22 Mei 2019 membuat konsumsi listrik turun.
"Bulan Mei ini ragu penjualan kami bisa tumbuh. Satu hari kami engak jualan ke bisnis karena libur‎," kata Ikhsan, di Jakarta, Jumat (24/5/2019).
Advertisement
Baca Juga
Ikhsan memperkirakan, ‎penurunan konsumsi listrik selama dua hari tersebut mencapai 30 persen. Penurunan tersebut akan berpengaruh pada pencapaian target penjualan listrik.
Penurunan listrik juga terjadi pada April, akibat libur pelaksanaan pemilihan umum. "Turun 30 persen dari tanggal 21 Mei. bisa turun dari 3,4 TWh jadi 3 TWh.‎ Bulan lalu saat ada Pemilu juga turun," ujarnya.
PLN Disjaya akan mengejar penurunan penjualan pada periode berikutnya dengan membuat program penambahan daya, diskon tarif penggunaan listrik di luar beban puncak oleh pelanggan industri, penyambungan pelanggan baru dan penyediaan pasokan listrik untuk pagelaran acara.
"Kami perbanyak jual ke pelanggan baru, penambah listrik premium, kita akan tambah 18 ribu pelanggan per bulan, penambahan rata-rata di pinggiran. Proyek proyek kita gunakan power bank, konser-konser, acara-cara seperti PRJ itu saja yang bisa nambah, kalau pelanggan baru kecil," tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Beberapa Toko di Sekitar Bawaslu Mulai Beroperasi Usai Rusuh 22 Mei
Sebagian toko di sekitar Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jakarta Pusat sudah mulai beroperasi pada Jumat ini. Para aparat keamanan seperti TNI dan Polri masih menjaga ketat daerah tersebut.
Pantauan Liputan6.com, di sekitar kawasan Bawaslu, Jumat (24/5/2019), beberapa toko yang beroperasi diantaranya adalah toko-toko yang teletak di Jalan H. Agus Salim atau yang biasa dikenal dengan daerah Sabang.
Sedangkan di pertokoan Sarinah dan Jakarta Theater yang berseberangan dengan Gedung Bawaslu, sampai berita ini diturunkan masih belum beroperasi. Bahkan jalan di sekitar pertokoan tersebut masih ditutup dan dijaga ketat oleh petugas dari Polri.Â
BACA JUGA
Wilayah sekitar Bawaslu masih dalam penjagaan ketat pihak keamanan, bahkan akses jalan menuju lokasi ditutup, pasca pengumuman hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) oleh Komisi Pengawas Pemilu (KPU) pada 22 Mei 2019 dini hari.
Untuk diketahui, Aksi 22 Mei yang menimbulkan kericuhan menyisakan kepiluan. Kepiluan itu dirasakan oleh pemilik warung yang dijarah oleh massa aksi.
Saat aksi 22 Mei rusuh, massa sempat menggeruduk Pos Polisi yang berada di persimpangan Jalan Wahid Hasyim menuju Jalan H Agus Salim, Jakarta Pusat.
Advertisement