Harga Minyak Turun 4 Persen Imbas Pasokan AS

Harga minyak anjlok empat persen ke level terendah dalam lima bulan.

oleh Agustina Melani diperbarui 13 Jun 2019, 06:15 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2019, 06:15 WIB
20151007-Ilustrasi Tambang Minyak
Ilustrasi Tambang Minyak (iStock)

Liputan6.com, New York - Harga minyak anjlok empat persen ke level terendah dalam lima bulan. Hal tersebut dipengaruhi kenaikan persediaan minyak Amerika Serikat (AS) dan prospek suram permintaan minyak global.

Harga minyak Brent turun USD 2,32 atau 3,7 persen ke posisi USD 59,97 per barel. Angka ini terendah sejak 28 Januari.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) merosot USD 2,13 atau empat persen ke posisi USD 50,72 per barel. Harga minyak itu terendah sejak 14 Januari.

The US Energy Information Administration (EIA) melaporkan persediaan minyak domestik naik secara mengejutkan selama dua pekan ini. Persediaan minyak naik 2,2 juta barel pada pekan lalu usai analis prediksi penurunan sekitar 481 ribu barel.

Stok minyak komersial AS sekitar 485,5 juta barel yang merupakan level tertinggi sejak Juli 2017. Selain itu, lebih tinggi delapan persen dari rata-rata lima tahun. Hal tersebut berdasarkan pernyataan EIA.

"Ini benar-benar pasar masih tidak percaya terhadap inventaris ini, dan mereka tidak akan dapat melihat lebih jauh. Lebih sulit menebak apa yang ditambahkan EIA setiap minggu," tutur Analis Price Futures Group, Phil Flynn, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (13/6/2019).

Pada Selasa, EIA memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan minyak dunia pada 2019 yang juga menekan harga minyak berjangka. Ketegangan perang dagang antara AS dan China, dua konsumen minyak terbesar dunia juga menekan harga minyak.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Menanti Pertemuan OPEC

20151007-Ilustrasi Tambang Minyak
Ilustrasi Tambang Minyak (iStock)

Presiden AS Donald Trump mengatakan, pihaknya merasa kesepakatan perdagangan dapat dicapai. Sementara lagi akan mengancam menaikkan tarif produk China jika tidak membuat kesepakatan.

Goldman Sachs mengatakan, prospek makroekonomi yang tidak pasti dan produksi minyak yang tidak menentu dari Iran dan lainnya menyebabkan OPEC menghentikan pengurangan pasokan.

Dengan pertemuan the Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) pada akhir Juni, pasar mencari apakah produsen minyak utama dunia akan memperpanjang pengurangan pasokannya.

Negara-negara OPEC dan produsen non-anggota termasuk Rusia telah membatasi produksi minyak sebesar 1,2 juta barel per hari pada 2019 sehingga menopang harga.

Menteri Energi Uni Emirat Arab, Suhail bin Mohammed al-Mazroui menuturkan, kalau anggota OPEC hampir mencapai kesepakatan untuk melanjutkan mengurangi produksi.

Aljazair telah melayangkan gagasan meningkatkan pengurangan pasokan minyak oleh OPEC dan sekutunya pada semester II 2019 karena permintaan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya