Gaji Pilot di Indonesia Lebih Kecil Dibanding Singapura dan Malaysia

Ikatan Pilot Indonesia (IPI) menyatakan, pendapatan atau gaji pilot di Indonesia dan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia saat ini sudah tak jauh berbeda

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 25 Jun 2019, 20:45 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2019, 20:45 WIB
(Foto: Liputan6.com/Maulandy R)
Halalbihalal Ikatan Pilot Indonesia pada Selasa, 25 Juni 2019 (Foto: Liputan6.com/Maulandy R)

Liputan6.com, Jakarta Ikatan Pilot Indonesia (IPI) menyatakan, pendapatan atau gaji pilot di Indonesia dan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia saat ini sudah tak jauh berbeda. Ini lantaran faktor pasar penerbangan di dalam negeri yang terhitung cukup baik.

"Saya ingin mengatakan bahwa salary pilot menurut saya sudah cukup baik untuk regional kita. Artinya kan ada pasar, mungkin Singapura, Malaysia, Indonesia. Nah diferensiasi ini bagi Indonesia sudah tidak terlalu jauh dengan mereka," tutur Ketua IPI Capt Iwan Setyawan di Jakarta, Selasa (25/6/2019).

 

Dia mengutarakan bahwa apa yang diperoleh pilot Indonesia saat ini mungkin masih belum termasuk ideal. Kendati begitu, ia tak mempermasalahkannya.

"It's not a big problem for us. Karena masing-masing (maskapai) punya variabelnya. Mungkin di tempat kerja A ada variabel lain, tempat kerja B ada fasilitas lebih baik, sehingga masing-masing ya damai-damai aja lah," ujar dia.

Capt Iwan pun berkaca pada pengalaman-pengalaman di tahun sebelumnya, dimana banyak pilot Indonesia yang kemudian hijrah ke luar negeri karena pendapatannya kecil. Namun kali ini sudah tidak terjadi lagi.

"Itu kan mengindikasikan bahwa sebetulnya apa yang dimauin oleh profesi pilot itu sudah hampir sampai. Even dia keluar, mungkin dia kerja malah jadi minoritas. Sementara kita kerja di tempat kita sendiri, di rumah sendiri, bergaul dengan teman-temannya, saya kira itu lebih kondusif kondisinya," ucapnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Soal Keselamatan

Pilot
Ilustrasi pilot. (iStockphoto)

Hal lain yang juga ia cermati yakni terkait masalah keselamatan atau safety. Meski saat ini harga tiket pesawat tengah melambung dan persaingan antar maskapai semakin sengit, ia menyarankan kepada pilot agar tetap fokus terhadap unsur keselamatan penumpang.

"Masalah tiket ini yang penting jangan sampai mengganggu permasalahan safety. Bagi kita itu harga mati. Jangan sampai mengorbankan lagi permasalahan itu," pungkas dia.

Tiket Pesawat Mahal, Ikatan Pilot Siapkan Program Penerbangan Umum

Menteri Susi Ikuti Kartini Flight Bersama Kru Wanita Garuda Indonesia
Captain Pilot Capt. Ida Fiqriah (lima kanan) dan First Officer/Co-Pilot Melinda (enam kanan) beserta kru sebelum mengikuti Kartini Flight rute Jakarta - Yogyakarta di Bandara Soetta, Tangerang, Banten, Sabtu (21/4). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Ikatan Pilot Indonesia (IPI) coba menyikapi harga tiket pesawat yang tinggi saat ini dengan memasukannya ke dalam program kerja.

Rencananya, IPI memperkenalkan penerbangan umum atau penerbangan di luar jadwal sebagai salah satu solusi mahalnya tiket pesawat.

Ketua IPI, Capt Iwan Setyawan mengatakan, penyesuaian harga tiket yang berdampak terhadap turunnya frekuensi penerbangan juga menyebabkan berkurangnya jam terbang pilot. Hal ini turut memberikan efek berkurangnya kesempatan kerja tenaga pilot ab initio.

"lPl mencoba memperkenalkan general aviation atau penerbangan umum sebagai opsinya. Penerbangan umum ini adalah penerbangan diluar dari penerbangan berjadwal seperti airlines pada umumnya," ujar dia di Klub Eksekutif Persada, Jakarta, Selasa (25/6/2019).

Dia berpendapat, general aviation saat ini masih dianggap kecil. Padahal menurut dia, penerbangan umum ini memberikan kontribusi yang bagus bagi perekonomian negara. 

"General Aviation di antaranya operasi pemadaman kebakaran dari udara, sight seeing, traffic surveillance, TV live reporting, flying doctor, flying teacher, sea plane, dan sebagainya," papar dia.

Roadmap pengadaan program penerbangan umum ini disebutnya coba Ikatan Pilot Indonesia persiapkan untuk mengembangkan sektor general aviation di Indonesia, sehingga masyarakat akan tergerak menjadi pelaku penerbangan umum tersebut. 

Secara keuntungan, ia menyatakan, program penerbangan ini juga akan banyak memberikan manfaat bagi masyarakat.

Di antaranya, membantu mempercepat mobilitas masyarakat di kepulauan dan beberapa daerah terpencil hingga memberikan pendapatan kepada negara di atas USD 3 juta.

"Keuntungan dari penerbangan ini bagi masyarakat banyak. Bisa membantu mencerdaskan masyarakat dengan menerbangkan tenaga pengajar, meningkatkan kesehatan masyarakat dengan flying doctor. Dan memberikan kontribusi pendapatan ke negara diperkirakan lebih dari USD 3 juta," tutur dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya