Liputan6.com, Jakarta Pemerintah terus berupaya meningkatkan neraca ekspor melalui berbagai komoditas perdagangan. Salah satu yang potensial di tengah lesunya iklim perdagangan internasional adalah komoditas hasil-hasil pertanian. Beberapa tahun terakhir melalui Kementerian Pertanian (Kementan) RI, pemerintah terus menggenjot kinerja ekspor ke berbagai negara di dunia di antaranya produk hortikultura.
Pada Jumat (2/9), Kementerian Pertanian melakukan seremoni pelepasan ekspor bawang merah sebanyak 252 ton dari total komitmen 2.760 ton ke Thailand dan Singapura dari Gudang Marunda Tarumajaya Bekasi, Jawa Barat. Bawang merah yang diekspor PT Karya Tani Semesta, adalah varietas Super Philips yang dihasilkan petani di Kabupaten Bima dan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Diketahui selama ini jenis bawang merah tersebut banyak diminati pasar luar negeri.
Advertisement
Baca Juga
Dalam seremoni pelepasan ekspor bawang merah tersebut, Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto menuturkan pesan yang terus-menerus diamanatkan Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman terus mendorong ekspor komoditas pertanian.
Advertisement
“Pesan dari Pak Mentan, dorong ekspor, dorong ekspor! Kita lihat di sini truk container berjajar panjang sekali. Ini semua akan kita ekspor, “ ujar Prihasto.
Total nilai ekspor bawang merah ke Thailand kali ini sebesar USD 5,8 juta. Sedangkan sepanjang 2017 hingga 2018, volume ekspor bawang merah Indonesia mencapai 12 ribu ton. Melonjak drastis dari tahun sebelumnya. Dalam catatan Ditjend Hortikultura, nilai ekspor bawang merah tahun 2016 senilai USD 57,9 ribu; tahun 2017 USD 4.7 juta; dan 2018 hampir USD 3.9 juta.
Sampai dengan akhir tahun ini, khusus untuk pasar Singapura dan Thailand Kementan menargetkan ekspor bawa merah hingga 4 (empat) ribu ton. Selain itu juga mengupayakan agar ekspor bisa menembus pasar Malaysia dan Vietnam.
“Kementan memberi karpet merah bagi pelaku usaha yang mendorong ekspor, terutama komoditas hortikultura,” tegas Prihasto.
Ia mencontohkan sistem Online Single Submission, membuat perijinan ekspor sebelumnya perlu waktu berhari-hari, sekarang hanya 3 jam sudah selesai. Ini semua, lanjutnya, untuk mendukung peningkatan ekspor komoditas pertanian.
Harga Ekspor Bawang Merah Menguntungkan
Direktur PT Karya Tani Semesta, Pitriansyah Kosim, mengakui harga jual ke kedua negara tersebut (Singapura dan Thailand) menarik dan menguntungkan.
“Harga jual di Singapura SGD 2,55 per kilogram atau sekitar Rp 26.200,- per kilogram. Sementara harga jual ke Thailand USD 1,6 per kilogram atau sekitar Rp 22.600,- per kilogram. Tentu ini harga yang menarik dan menguntungkan buat petani”, kata pria yang akrab dipanggil Pieter ini.
Pieter berharap pemerintah terus mendampingi dan mengawal petani maupun eksportir dalam meningkatkan mutu bawang merah. Terlebih saat menghadapi tuntutan pasar dunia. Contohnya, Thailand yang kini mulai memperketat standard mutu pemasukan bawang merah ke negara tersebut.
Mengutip data BPS, ekspor bawang merah Indonesia ke sejumlah negara tahun 2018 lalu mencapai 6.268 ton. Ekspor bawang merah ke Thailand sepanjang tahun 2018 mencapai 3.284 ton, naik 3,7% dibanding tahun sebelumnya. Sementara ekspor bawang merah ke Singapura tahun 2018 mencapai 911,6 ton, naik 18,1% dibanding tahun 2017.
Kemendag Perkuat Perluasan Pasar Ekspor
Usai ikut melepas ekspor bawang merah, Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan, Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI, Sulistyowati menyampaikan komitmen untuk mendorong perluasan pasar ekspor.
“Kami dari perdagangan akan mendorong agar kita dapat melakukan ekspor ke pasar di luar Asia,” pungkasnya.
Ia menuturkan, Kemendag mendapat mandat dari Presiden Joko Widodo untuk menjaga neraca perdagangan. Pertumbuhan ekonomi tahun 2019 yang kurang optimis, diharapkan akan membaik dengan peningkatan ekspor neraca.
“Kita mendorong ekspor non migas yang memang pada kenyataannya positif, seperti produk-produk pertanian,” sambungnya.
Ia menjelaskan juga akan mempromosikan bawang merah Super Philips, ke negara-negara lain yang selama ini belum membuka pintu ekspor bagi Indonesia
“Atase perdagangan yang tidak bisa mempromosikan produk-produk komoditas perdagangan Indonesia, kita akan panggil pulang, kita tarik saja,” tegasnya.
(*)