Perjalanan KRL Masih Aman Usai Gempa Banten Magnitudo 7,4

PT Kereta Commuterline Indonesia telah melakukan inspeksi keselamatan terhadap sarana dan prasarana usai gempa, dan memastikan kondisinya aman.

oleh Arthur Gideon diperbarui 02 Agu 2019, 20:45 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2019, 20:45 WIB
20151124-Penumpang Tetap Berjubel Meski Perjalanan KRL Alami Gangguan-Jakarta
Penumpang berjubel saat KRL commuter line Jakarta Kota-Bogor melintas di Stasiun Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (24/11). Pohon tumbang di perlintasan KRL antara Citayam dan Bojonggede, membuat perjalanan kereta terganggu. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - PT Kereta Commuterline Indonesia (KCI) memastikan perjalanan Kereta Rel Listrik (KRL) tidak terganggu dan dalam kondisi aman saat gempa Banten mengguncang Jakarta pada Jumat malam ini.

"Tidak ada yang terganggu, semua masih dalam kondisi normal dan aman. Jadi perjalanan kereta rel listrik (KRL) masih aman," ujar Vice President Corporate Communications PT KCI Anne Purba seperti dikutip dari Antara, Jumat (2/8/2019).

Anne menambahkan bahwa pihaknya telah melakukan inspeksi keselamatan terhadap sarana dan prasarana kereta kommuter line usai gempa, dan memastikan kondisinya aman.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini tsunami menyusul gempa bumi yang terjadi pada Jumat malam pukul 19.03 WIB dengan pusat gempa di 147 km Barat Daya Sumur Banten dengan kedalaman 10 km.

Dari situs inanews.bmkg.go.id sejumlah daerah yang dimintai untuk waspada antara lain di sebagian Banten, Bengkulu, Jawa Barat dan Lampung.

Kekuatan gempa tersebut terasa hingga Kota Jakarta digucang gempa dan dapat dirasakan oleh masyarakat, terutama yang berada di gedung-gedund tinggi.

Bahkan Kereta MRT Jakarta, menurut Corporate Secretary Division Head MRT Jakarta Muhammad Kamaluddin, sempat berhenti sementara di stasiun namun saat ini telah beroperasi normal kembali.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Gempa Banten Berpotensi Tsunami, Polisi Pantau Ketinggian Air

Ilustrasi gempa bumi
Ilustrasi gempa bumi (Photo: AFP/Frederick Florin)

Polda Banten mengirimkan personelnya ke pesisir Kabupaten Pandeglang, untuk mengamankan dan menenangkan warga usai guncangan gempa magnitudo 7,4 Jumat malam. Sebab, masyarakat masih trauma dengan tsunami Selat Sunda pada 22 Desember 2018 lalu.

Sebanyak satu pleton Satbrimob dan Sabhara Polda Banten telah diberangkatkan ke pesisir Kabupaten Pandeglang, untuk menjaga keamanan warga.

"Saya sudah perintahkan kapolres jajaran, termasuk Dirpolair, Disabhara dan Sat Brimob untuk melakukan patroli di sepanjang pantai," kata Kapolda Banten, Irjen Tomsi Tohir, soal gempa Banten melalui pesan singkatnya, Jumat (2/8/2019).

Dirpolair diperintahkan memantau ketinggian air yang ada di pesisir Banten, terutama di Kota Cilegon. Lantaran terdapat banyak objek vital nasional, seperti Pelabuhan Merak hingga PLTU Suralaya, pembangkit listrik Jawa-Bali.

"Ditpolair harus memantau ketinggian air, terutama di pesisir Kota Cilegon," ujar Tomsi.

Masyarakat diminta tetap tenang dan waspada. Jangan mudah percaya terhadap informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

"Sampai saat ini situasi di wilayah Banten masih aman. Agar masyarakat tetap tenang dan jangan panik tetapi tetap selalu waspada," kata Tomsi soal gempa.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya