Waskita Karya Terbitkan Global Bond di Semester II 2019 Senilai Rp 3 Triliun

PT Waskita Karya (Persero) Tbk menyiapkan penerbitan obligasi di semester II 2019

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 05 Agu 2019, 17:30 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2019, 17:30 WIB
Waskita Karya
(Foto:BUMN)

Liputan6.com, Jakarta Memasuki semester II 2019, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) menyiapkan sejumlah strategi agar kinerja perseroan semakin bagus.

Waskita akan menerbitkan surat utang atau obligasi (global bond) senilai USD210 juta atau maksimal Rp3 triliun, dengan tenor 7 hingga 10 tahun, yang akan digunakan Waskita untuk refinancing. 

Director of Finance PT Waskita Karya (Persero), Haris Gunawan menjelaskan opsi global bond akan tetap melihat perkembangan pasar. Adapun untuk emisi (underwriter), saat ini masih dalam pembahasan. 

“Kami mengikuti pemerintah dengan floating rate plus spread dan tetap tergantung situasi capital market," ujar Haris dalam keterangannya, Senin (5/8/2019).

Ditegaskan Haris, penerbitan obligasi sambil mencari risiko yang paling rendah, terutama dari sisi cost. Juga dengan melihat faktor tenor, underlying dan lain-lain.

Dalam mencari dana, Waskita Karya juga mempertimbangkan beberapa skema lain di luar obligasi. Pada semester II, Waskita juga akan melakukan divestasi saham pada dua ruas tol yang dikelola. Saat ini sedang proses penawaran dengan perusahaan dalam dan luar negeri dan ditargetkan rampung pada semester dua tahun 2019. 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kinerja Waskita Karya

Kerjasama PT Waskita Karya (Persero) Tbk dengan PT Rekayasa Industri
Kerjasama PT Waskita Karya (Persero) Tbk dengan PT Rekayasa Industri (Dok: Waskita Karya)

Sementara dari sisi kinerja, perusahaan memperoleh nilai kontrak baru sebesar Rp8,18 triliun pada semester satu tahun 2019, meningkat dibanding pada periode sama sebesar Rp7,65 triliun. 

Perolehan kontrak baru tersebut ditopang oleh perolehan sejumlah proyek besar, antara lain Bandara Juanda di Jawa Timur Rp623 miliar, Masjid Istiqlal di DKI Jakarta Rp423 miliar, Bandara Hasanudin di Sulawesi Selatan Rp422 miliar, Jalan Tol Becakayu (A. Yani) di Jawa Barat senilai Rp773 miliar, Rest Area Tol Bakaheuni-Terbanggi Besar di Lampung senilai Rp343 miliar dan Revitalisasi Gedung Olahraga Pelajar Ragunan di DKI Jakarta senilai Rp381 miliar. 

Waskita juga menargetkan penerimaan arus kas masuk pada tahun 2019 sebesar Rp40 triliun termasuk didalamnya dari proyek turnkey yang penyelesaian proyeknya di triwulan dua dan tri wulan empat 2019 sebesar Rp26,85 triliun.

Dengan realisasi sampai semester satu sebesar Rp7,49 triliun yang diperoleh dari beberapa pembayaran proyek tol. Di antaranya proyek Tol Cisumdawu, proyek Tol Pemalang - Batang Paket 4 dan proyek Tol Bakauheni - Terbanggi Besar. 

Adapun proyek turnkey yang ditargetkan selesai tahun ini di antaranya Pematang Panggang – Kayu Agung, Kayu Agung – Palembang – Betung, Japek II Elevated, dan Kunciran – Parigi. Waskita juga baru menerima pembayaran Rp259 miliar dari proyek LRT dan Rp873 miliar dari proyek tol Salatiga Kertasura.   

“Waskita mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 14,80 miliar pada semester satu tahun 2019 dan laba bersih tercatat Rp 1,01 triliun, dengan net margin 6,85 persen,” kata Haris.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya