Liputan6.com, Jakarta PT Pupuk Indonesia (Persero) menunjuk Budiarto sebagai Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Logistik (Pilog). Untuk saat ini, sambil menunggu keputusan definitif, Budiarto masih berstatus sebagai Pelaksana Tugas (Plt).
Di Pilog, Budiarto menggantikan Ahmadi Hasan yang telah diberhentikan sebagai Direktur Utama mengingat masa jabatannya sudah berakhir.
"Jabatan Pak Ahmadi telah berakhir pada 28 Juni 2019. Maka dari itu, ditunjuklah Pak Budiarto sebagai Plt sampai dengan diputuskannya pejabat definitif," ucap epala Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana saat ditemui wartawan di Kementerian BUMN, Senin (26/8/2019).
Advertisement
Baca Juga
Budiarto sendiri saat ini merupakan Direktur Operasional Pilog.
Budiarto merupakan pria lulusan S2 dari Universitas Prasetya Mulya Jakarta. Dia ditunjuk sebagai Direktur Operasi Pilog sejak 2018.
Selama masa karirnya, Budiarto sudah malang melintang di Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC). Dimana pada 2016 dia menjabat sebagai Anggota Komite Audit PT Pupuk Kujang Cikampek, SVP Pengembangan Korporat Pupuk Indonesia pada 2016-2018. Sebelum itu, Budiarto sebagai GM Logistik dan Umum Pupuk Kujang Cikampek di 2011-2016.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
BUMN Ini Salurkan 4,6 Juta Ton Pupuk Subsidi di Semester I 2019
PT Pupuk Indonesia (Persero) telah menyalurkan 4,6 juta ton subsidi pupuk kepada petani selama semester I 2019. Realisasi tersebut sesuai dengan target penyaluran yang dipatok.
Direktur Utama Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat mengatakan, penyaluran tersebut merupakan 50 persen dari target penyaluran sepanjang tahun ini sebanyak 8,8 juta ton.
"Penyaluran subsidi pupuk sudah 4,6 juta ton per Juni ini. Mayoritas paling banyak di Jawa Timur dan Jawa Barat," tuturnya di Kementerian BUMN, Jakarta, Minggu (18/9/2019).
Tahun ini perusahaan memangkas penyaluran subsidi pupuk kepada petani sebanyak 676 ribu ton dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 9,55 juta ton.
Adapun produksi pupuk hingga Juni 2019 mencapai 5,8 juta ton. Realisasi ini melebihi target perusahaan 5,4 juta ton. Aas menyebutkan, produksi pupuk pada semester I 2019 tersebut telah memenuhi 50 persen dari target sepanjang 2019 sebanyak 11,6 juta ton.
Dia pun melanjutkan, tahun ini Pupuk Indonesia bakal meningkatkan kapasitas produksi di beberapa pabrik pupuk anak perusahaan mulai seperti PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang, PT Pupuk Kujang Cikampek (PKC).
Advertisement
Stok Pupuk Bersubsidi Cukup untuk 3 Bulan
PT Pupuk Indonesia (Persero) bersama seluruh anak usahanya yang bergerak di bidang industri pupuk memastikan ketersediaan pupuk bersubsidi di 34 provinsi cukup untuk memenuhi kebutuhan selama tiga bulan ke depan.
Tercatat per 1 Juli 2019, stok pupuk bersubsidi yang berada di lini III (gudang kabupaten/kota) dan lini IV (kios) mencapai 1.302.493 ton. Jumlah ini terdiri atas 496.466 ton urea, 386.720 ton NPK, 142.987 ton SP-36, 132.853 ton ZA, dan 143.467 ton organik.
"Pupuk bersubsidi yang kami salurkan jumlahnya sudah ditentukan oleh Kementerian Pertanian, begitu pula dengan alokasi per daerah dan per jenis pupuknya" kata Wijaya kepada wartawan, Rabu (3/7/2019).
Selain itu, sepanjang semester I 2019 Pupuk Indonesia telah menyalurkan pupuk bersubsidi sebanyak 4.585.033 ton, melampaui target alokasi sebesar 4.534.164. Maka dari itu, Wijaya pun mengapresiasi peran para distributor dan kios resmi selaku garda terdepan dalam penyaluran pupuk bersubsidi.
“Distributor dan kios adalah kunci keberhasilan penyaluran pupuk bersubsidi agar bisa sampai ke tangan petani yang berhak sesuai dengan mekanisme yang ada, yaitu melalui Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK)” jelas dia.