KKP Ajak Perguruan Tinggi Wujudkan Blue Economy

Blu Economy berguna untuk meningkatkan nilai tambah dan diversifikasi produk dengan prinsip zeo waste

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Sep 2019, 18:50 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2019, 18:50 WIB
KKP berhasil menangkap tiga Kapal Perikanan Asing (KIA) asal Filipina yang melakukan penangkapan ikan secara ilegal di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI) Laut Sulawesi pada Rabu (21/8/19).
KKP berhasil menangkap tiga Kapal Perikanan Asing (KIA) asal Filipina yang melakukan penangkapan ikan secara ilegal di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI) Laut Sulawesi pada Rabu (21/8/19).

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Sjarief Widjaja menjadi pembicara pada acara SIDI International Conference 2019 Sustainability of Small Island's Environment, yang diinisiasi oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) pada Selasa kemarin.

Sjarief menyampaikan dalam paparannya yang bertema 'Blue Economy Model for Small Island Development', bahwa saat ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sedang mengembangkan Blue Economy untuk semua desa dan berbasis komoditas yang dikembangkan adalah multi komoditas sekaligus untuk tourism dan produk lainnya.

"Karakter blue economy adalah meningkatkan efisien natural resources (sumber daya alam), meningkatkan nilai tambah dan diversifikasi produk dengan prinsip zeo waste, dan meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir. Konsep inilah yang harus kita bangun di Indonesia," jelas Sjarief dalam keterangan tertulis Rabu (3/9/2019).

Menurutnya hal tersebut dapat terwujud dengan pendekatan strategi berupa intergritasi sistem produksi di seluruh bisnis inti, konektivitas bisnis, dan infrastruktur. Dalam mengembangkan produk dalam kerangka blue economy, harus menekan limbah menjadi nol dalam proses produksi perikanan atau zero waste dan menjadikan bagian ikan atau by-products menjadi produk yang bernilai ekonomi.

"Contohnya seperti rumput laut. Rumput laut berpotensi dikembangkan menjadi berbagai produk turunan misalnya hidrokoloid, biofuel, fertilizer, fiber, pakan hewan, hingga kosmetik." tegasnya.

Maka dari itu Sjarief mengajak seluruh perguruan tinggi untuk dapat mengambil peran dalam mewujudkan blue economy. seperti yang dilakukan ITS.

Hasil Riset

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) menerima pendaftaran lewat jalur mandiri.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) menerima pendaftaran lewat jalur mandiri. (ITS)

Perlu diketahui, acara ini dibuka oleh Rektor ITS, Mochamad Ashari bersama Ketua Komite ITS, Eko Budi Djatmiko. Selain itu dihadiri Laksamana TNI, Marsetio; Norbert Gruenwald, Wismar University of Applied Sciences, Germany; dan Raoul Bunschoten, Technische Universitaet Berlin, Germany.

Dalam kesempatan tersebut, BRSDM berpartisipasi menampilkan hasil riset, pendidikan, pelatihan, serta penyuluhan, dalam Pameran SIDI pada 2-3 September 2019. Beberapa inovasi lainnya adalah

- Mietimi (mie tinta cumi dari olahan hasil samping cumi)

- Seabar (olahan snackbar dari tepung duri ikan bandeng dan rumput laut)

- Suppromag (makanan ikan hias dan ikan konsumsi dari ulat maggot yang di koloni dan di proses menjadi pelet ikan), dan lain-lain.

Reporter: Chrismonica

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya