Cegah Stunting, KKP Gencar Kampanyekan Makan Ikan

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis dan stimulasi psikososial serta paparan infeksi berulang terutama dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan.

oleh Septian Deny diperbarui 31 Agu 2019, 19:30 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2019, 19:30 WIB
Ekspor Perikanan Melonjak 24 Persen
Pedagang mengecek ikan di Pelelangan ikan Muara Baru, Jakarta, Sabtu (6/7/2019). Angka ini mengalami kenaikan 24% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai Rp32 triliun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) gencar melakukan kampanye Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) untuk mendukung program nasional penanganan stunting di Indonesia. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis dan stimulasi psikososial serta paparan infeksi berulang terutama dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia dua tahun.

Stunting yang terjadi pada 1.000 HPK tidak hanya menyebabkan hambatan pertumbuhan fisik dan meningkatkan kerentanan terhadap penyakit, tetapi juga mengancam perkembangan kognitif yang berpengaruh pada tingkat kecerdasan dan produktivitas anak di masa dewasanya.

 

Sekjen KKP merangkap Plt. Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Nilanto Perbowo mengatakan program Gemarikan hingga saat ini telah mendapatkan dukungan dari segenap unsur lembaga/instansi pemerintah lintas sektoral, swasta, asosiasi perikanan, asosiasi profesi dan lain sebagainya melalui Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) yang berperan sebagai inspirator, kreator, motivator, dan aktivator Program Gemarikan.

"Saya mengajak kepada ibu-ibu para pengurus Forikan maupun TP PKK gencar mengkampanyekan kepada anggota atau jajarannya untuk terus mengupayakan agar ikan harus tetap ada di meka makan sepanjang masa, sepanjang waktu. Karena ikanlah sebagai sumber protein hewani terbaik untuk pemenuhan gizi keluarga,” tegas Nilanto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (31/8/2019).

Selama 2 hari, 29-30 Agustus 2019 kemarin, KKP memfasilitasi pelaksanaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Forikan untuk merumuskan program Forikan yang diharapkan bersinergi dan memperkuat program KKP dalam rangka mendukung program nasional penanganan stunting dan program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).

Dalam sambutannya, Nilanto Perbowo berpesan kepada Forikan untuk dapat mendukung terwujudnya  SDM Unggul untuk Indonesia Maju yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi.

"Semua di mulai dari meja makan, dan ibu rumah tanggalah yang memegang keputusan penting dalam memilih dan mengolah bahan makanan yang akan disajikan sebagai bahan santapan keluarga," ujar dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tingkatkan Konsumsi Ikan

Ekspor Perikanan Melonjak 24 Persen
Pedagang mengecek ikan di Pelelangan ikan Muara Baru, Jakarta, Sabtu (6/7/2019). Angka ini mengalami kenaikan 24% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai Rp32 triliun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ketua Forikan Nasional, dr. Djoko Maryono, menambahkan bahwa salah satu yang disasar untuk meningkatkan konsumsi ikan adalah kaum millennial dimana mereka mempunyai karakteristik yang sangat berbeda.

"Untuk makanan kaum milenial konsepnya ready to eat dan untuk penyampaian informasi apapun harus lewat gadget. Untuk menyeimbangkan pengaruh gadget ini kita harus kembali ke budaya kembali meja makan ibu. Meja makan ibu adalah pengarahan gizi , pengarahan psikologi dan edukasi untuk keluarga", ungkap Djoko.

Djoko juga menyampaikan bahwa Forikan yang terbentuk sejak tahun 2006, dalam  perkembangannya telah terbentuk Forikan Daerah di 34 Provinsi dan 229 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia. Bahkan sampai saat ini keanggotaan Forikan sudah sampai ke lingkup kecamatan. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya