Bisnis Membaik, Pefindo Naikkan Peringkat Utang Agung Podomoro

Pefindo berharap dengan naiknya peringkat, APL dapat memiliki kemampuan yang memadai dibanding obligator Indonesia lain.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Okt 2019, 13:16 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2019, 13:16 WIB
PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), meluncurkan dua cluster baru di proyek Orchard Park, Batam.
PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), meluncurkan dua cluster baru di proyek Orchard Park, Batam.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menaikkan peringkat utang PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) dan Obligasi Berkelanjutan I/2014-2015 dari “idBBB” menjadi “idBBB+”. Peringkat utang ini dinaikan setelah APL memperoleh persetujuan dana.

Pefindo menilai risiko pembiayaan kembali dan likuiditas APL terkait pinjaman sindikasi sebesar Rp 1,2 triliun serta Obligasi I/2014-2015 fase III sebesar Rp 451 miliar dan Obligasi I/2014-2015 fase IV sebesar Rp 99 miliar yang akan jatuh tempo pada 30 September 2019, 19 Desember 2019, dan 25 Maret 2020 akan berkurang.

Selain itu, Agung Podomoro telah mendapatkan persetujuan percepatan pelunasan Obligasi I/2014-2015 Tahap III dan Obligasi I/2014-2015 Tahap IV dari para pemegang Obligasi.

"Pefindo juga merevisi outlook utang APL menjadi stabil," jelas Yogie Perdana dan Chrisyanto Wijaya, analisis Pefindo dalam risetnya, yang dikutip dari keterangan tertulis Rabu (2/10/2019).

Pefindo berharap dengan naiknya peringkat, Agung Podomoro dapat memiliki kemampuan yang memadai dibanding obligator Indonesia lain. Tanda Plus di belakang rating juga memperlihatkan bahwa peringkat yang diberikan relatif kuat dan di atas rata-rata kategori yang bersangkutan.

Adapun faktor-faktor yang membatasi peringkat adalah leverage keuangan yang tinggi menyebabkan proteksi arus kas perusahaan menjadi lemah, risiko eksekusi terkait dengan proyek reklamasi, dan karakteristik industri properti yang sensitif terhadap perubahan keadaan makro ekonomi.

Pefindo berpotensi menaikkan kembali peringkat jika APL mampu meningkatkan profil kredit secara konsisten dari pre-sales dari penjualan properti, serta peningkatan pendapatan berulang dari properti investasi dan aset hotel. Hal ini untuk mengkompensasi volatilitas.

"Strategi menyasar sejumlah kota dengan perekonomian bagus terbukti ampuh mendongkrak penjualan. Contohnya proyek Superblok Borneo Bay City di Balikpapan, Kalimantan Timur," tutur Justini Omas, Sekretaris Perusahaan APL.

Agung Podomoro memperkirakan minat konsumen ikut terdorong, khususnya dari Jakarta untuk berinvestasi di Bandung. Proyek APL di wilayah Jabodetabek, yaitu Podomoro Golf View di Cimanggis, Depok juga menjadi salah satu kontributor penjualan APL tahun ini.

 

Sumber Pendapatan Baru

Agung Podomoro Land
(Foto: Istimewa)

Justini mengaku akan terus mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan baru agar kinerja tahun ini lebih baik daripada tahun sebelumnya. Selain properti, pusat perbelanjaan juga memberikan kontribusi.

Pada Mei 2019, Agung Podomoro mengoperasikan Pullman Ciawi Vimala Hills dan untuk pusat perbelanjaan ada Central Park Mall, Senayan City, dan lain-lain.

Reporter: Chrismonica

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya