Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Asuransi Jiwasraya (Persero) terus melakukan sejumlah upaya dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan.
Satu diantaranya membentuk Jiwasraya Putra dengan menggandeng 4 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meliputi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, PT Pegadaian (Persero), PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel).
Pengamat BUMN, Toto Pranoto mengungkapkan, gagasan untuk membentuk dan mengoperasikan Jiwasraya Putra merupakan solusi yang sangat tepat. Langkah ini dinilai sebagai upaya penyehatan induk usaha yang optimal tanpa harus ada diberikan bantuan atau bailout dari pemerintah.
Advertisement
"Dengan konsep sinergi BUMN maka BUMN lain yang kondisinya sehat membantu proses restrukturisasi Jiwasraya dengan membuat anak persusahaan patungan,” ujar Toto kepada wartawan di Jakarta, Senin, (7/10/2019).
Baca Juga
Toto berpandangan, Jiwasraya Putra dapat membantu secara langsung aspek ekuitas Jiwasraya melalui jaringan pemasaran dari BUMN yang terlibat. Dengan model joint venture seperti ini, maka kebutuhan equitas Jiwasraya Putra bisa dibagi dengan BUMN yang terlibat, selain dari Jiwasraya sendiri.
Terlebih ketika sejumlah investor asing juga diketahui telah berniat untuk menanamkan sahamnya di Jiwasraya Putra.
"Basis customer BTN, Telkomsel, Pegadaian dan KAI itu luar biasa besar. Jiwasraya Putra diharapkan bisa jalan bagus karena dukungan equitas serta akses atau jaringan dari konsorsium BUMN lain sebagai anggotanya,” tutur Toto.
* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Program Restrukturisasi
Seperti diketahui, pembentukkan Jiwasraya Putra merupakan salah satu program restrukturisasi yang sedang dilakukan oleh manajemen baru Jiwasraya. Selain membentuk Jiwasraya Putra, manajemen baru juga telah menerbitkan surat utang dalam bentuk Medium Term Note (MTN) pada Mei 2019.
Dalam waktu dekat, asuransi jiwa tertua tersebut juga akan mengeluarkan produk baru dengan menggandeng perusahaan reasuransi yang diharapkan bisa dirilis pada awal November 2019.
Perseroan juga tengah menjalin kerjasama dengan beberapa BUMN karya dalam rangka mereaktivasi aset-aset perusahaan dalam rangka memperbaiki likuiditasnya.
Toto meyakini, melalui pembentukan Jiwasraya Putra dan upaya lainnya kinerja perseroan induk bisa berjalan bagus ke depannya.
"Kalau anak perusahaan ini bisa berjalan baik sesuai rencana, maka kontribusi terhadap induk juga bisa positif," tutupnya.
Advertisement
Bank Dunia: Masalah Bumiputera dan Jiwasraya Harus Segera Diselesaikan
Dua perusahaan asuransi nasional, Bumiputera dan Jiwasraya seolah sedang berada di ujung tanduk. Pasalnya, Bank Dunia pun sampai memberi catatan tentang likuiditas perusahaan yang merosot dan harus segera ditangani.
Mengutip laporan bertajuk Global Economic Risks and Implications for Indonesia, Senin (09/09/2019), Bank Dunia menyebut Bumiputera 1912 dan Asuransi Jiwasraya gagal memenuhi kewajibannya.
"Perusahaan mungkin saja akan menjadi tidak likuid dan membutuhkan perhatian sesegera mungkin," demikian tulis laporan tersebut.
Imbauan ini mempertimbangkan fakta bahwa setidaknya 7 juta orang di Indonesia telah menjadi anggota dua asuransi ini dengan jumlah polis yang mencapai 18 juta dan kebanyakan berasal dari kalangan masyarakat menengah bawah dan menengah.
Untuk mengatasi hal ini, Bank Dunia memberikan solusinya.
"Pertama, lakukan penilaian mengenai kesenjangan aktuaria. Kedua, lakukan pemulihan atau penyelesaian," terang laporan tersebut.