Persiapan Natuna Ajukan Diri Jadi UNESCO Global Geopark

Sosialisa terus didorong kepada masyarakat untuk menjaga dan mengembangkan beberapa situs utama yang akan menjadi geopark dunia.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Okt 2019, 12:09 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2019, 12:09 WIB
Wisata Kepulauan Riau
Taman Batu Alif, Ranai, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. (Liputan6.com/Asnida Riani)

Liputan6.com, Jakarta - Setelah sukses menyandang status sebagai Geopark Nasional pada 2018, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau kini siap mengajukan diri menjadi UNESCO Global Geopark di 2020 mendatang. Setidaknya salah satu pulau terluar Indonesia ini akan menetapkan delapan situs utama.

"Jadi kita sudah siapkan tempat-tempat yang akan kita kembangkan itu, Ada 8 tempat yang akan dijadikan global geopark. Sekarang kita sedang membenahi melalui dinas pariwisata didukung dana APBD supaya lebih cepat," kata Bupati Natuna, Hamid Rizal kepada merdeka.com, saat ditemui di Natuna, Kepulauan Riau, Selasa (8/10/2019).

Dari sisi kesiapan sendiri, Hamid mengatakan pihaknya kini tengah menggencarkan pembangunanan infrastruktur seperti jalan penghubung untuk beberapa lokasi. Tak hanya itu, sosialisa juga terus didorong kepada masyarakat untuk menjaga dan mengembangkan beberapa situs utama akan menjadi geopark dunia.

"Karena itu kan diperlukan dalam geopark itu. Melalui sosialisasi dan siapkan infrastruktur," imbuhnya.

Dalam prosesnya Hamid mengklaim juga sudah tidak ada kendala lagi. Bahkan dirinya optimis pengajuan Kabupaten Natuna untuk menjadi geopark global akan segera terwujud di 2020.

Dia pun meyakini dengan status geopark global akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi di wilayah Kepulauan Natuna. Sejauh ini, pertumbuhan ekonomi di wilayahnya baru sekitar 5,8 persen per tahun. Dengan status tersebut diharapkan bisa tumbuh di atas 6 persen.

"Kita mengharapkan pertumbuhan ekonomi itu lebih dari pada 6 persen sekarang 5,8 kemarin kan sempat mencapai 6 persen seperti 2017. Kami mengharapkan 6 persen ke atas pertumbuhan dengan adanya geopark dunia nanti," sebutnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Syarat

Bakti Nusantara 2019
Rumah panggung apung di Kampung Segeram, Kelurahan Sedanau, Kecamatan Bunguran Barat, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. (Liputan6.com/Asnida Riani)

Sebelumnya, dikutip dari liputan6.com, Wakil Bupati Kabupaten Natuna Ngesti Yuni Suprapti menuturkan, terdapat sederet syarat demi jadi UNESCO Global Geopark. Salah satunya pengeluaran surat keputusan tentang situs mana saja yang diajukan.

"Lalu, soal pengelolaan, pembenahan sarana. Yang terpenting, hasil survei administrasi harus jadi catatan utama," katanya dalam kunjungan ke Kampung Segeram, Kabupaten Natuna, di sela rangkaian kegiatan Bakti Nusantara 2019, Rabu, 25 September 2019.

Perempuan kelahiran Cilacap, Jawa Tengah, itu menegaskan bahwa semua komponen harus terdokumentasi. Beberapa syarat lain yang harus ada adalah petunjuk arah ke geo site dan pengadaan landmark.

Herdiansyah menuturkan, pihaknya baru akan bertemu dengan tim peneliti dari Universitas Padjajaran, Bandung, pada 7 Oktober 2019 demi membahas tepatnya situs mana saja yang akan diajukan jadi UNESCO Global Geopark.

Sebagai Geopark Nasional, Kabupaten Natuna telah memiliki sembilan situs utama, yakni Senubing, Taman Batu Alif, Pantai Bamak, Tanjung Datuk, Batu Kasah, Pulau Akar, Pulau Setanai, Gunung Ranai, dan Pulau Senua.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya