Liputan6.com, Jakarta - Beroperasinya lembaga penyalur BBM Satu Harga di wilayah 3T (terdepan, terluar dan terpencil) dilaporkan naik signifikan. Pertamina mencatat ada kenaikan hingga 696 persen pada distribusi BBM jenis premium dan 570 persen BBM jenis Solar.
Pada 2017, rerata distribusi premium di wilayah 3T berkisar di angka 1.253 kiloliter (KL) dan 603 KL untuk solar per bulan. Dua tahun kemudian, angkanya naik menjadi 9.976 KL untuk premium dan 4.037 KL untuk Solar.
Advertisement
Baca Juga
Dengan meningkatnya distribusi BBM, masyarakat yang tinggal di daerah 3T dapat mengembangkan aktivitas ekonomi mereka dengan baik karena biaya transportasi mengalami penurunan.
Sebagai informasi, Jumat (11/10/2019) ini, Pertamina kembali meresmikan 7 titik BBM Satu Harga di SPBU Kompak 56.86203, Omesuri, Nusa Tenggara Timur. Peresmian turut dihadiri oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan.
"Saya pesan agar benar-benar komersial ini (BBM). Tidak hanya menjual solar bersubsidi dan premium tapi produk yg lebih baik seperti pertalite atau dexlite", ujar Jonan di Lembata, Jumat (11/10/2019).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
7 Titik BBM Satu Harga
Tujuh titik tersebut mencakup 6 titik di NTT, yang terdiri dari Omesuri dan Nubatukan (Kabupaten Lembata), Wolowaru (Kabupaten Ende), Ruteng (Kabupaten Manggarai), Kodi Utara (Kabupaten Sumba Barat Daya), dan Alor Timur (Kabupaten Alor) serta 1 titik di Maluku Utara yaitu Morotai Selatan (Kabupaten Morotai).
Pengangkutan BBM dilakukan dengan pesawat jenis ATR dengan kapasitas 4.000 liter. Adapun jenis BBM yang diangkut ialah solar dan premium dengan kapasitas masing-masing 10 hingga 20 kiloliter (KL) dan 10 hingga 30 KL dan disuplai ke TBBM Maumere, TBBM Badas, TBBM Kalabahi dan TBBM Tobelo.
Advertisement