Jokowi-Ma'ruf Amin Mulai Kerja, IHSG Ditutup Menguat ke 6.198,98

IHSG ditutup menguat pada perdagangan awal pekan ini.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 21 Okt 2019, 16:15 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2019, 16:15 WIB
Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja bercengkerama di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). IHSG ditutup naik 3,34 poin atau 0,05 persen ke 5.841,46. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan awal pekan ini. Nilai tukar rupiah berada di level 14.078 per dolar AS.

Pada penutupan perdagangan saham Senin (21/10/2019), IHSG ditutup di zona hijau dengan naik 7,04 poin atau 0,11 persen ke level 6.198,98. Sementara itu, indeks saham LQ45 juga naik 0,11 persen ke posisi 975,69.

Sebanyak 168 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sementara 227 saham melemah dan 166 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 527.285 kali dengan volume perdagangan 19,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8 triliun.

Investor asing jual saham Rp 42,28 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.078.

Dari 10 sektor pembentuk IHSG, empat sektor berada di zona merah. Pelemahan dipimpin oleh sektor industri dasar yang melemah 0,25 persen. Diikuti oleh sektor perdagangan yang turun 0,23 persen, sektor konstruksi dan infrastruktur turun dengan angka yang sama yaitu 0,12 persen.

Sementara itu, sektor yang berada di zona hijau sehingga membawa IHSG ke zona hijau antara lain sektor barang konsumsi naik 0,82 persen, sektor perkebunan naik 0,73 persen, dan sektor manufaktur naik 0,41 persen.

Sementara saham-saham yang menguat antara lain SLIS yang naik 24,90 persen ke Rp 11.530 per saham, KRAH naik 23,66 persen ke Rp 1.150 per saham dan ABBA naik 19,13 persen ke Rp 218 per saham.

Saham-saham yang melemah antara lain PGLI turun 20,30 persen ke Rp 157 per saham, INTD turun 18,18 persen ke Rp 27 per saham dan CASS turun 12,10 persen ke Rp 545 per saham.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tak Sesuai Prediksi

IHSG
Pekerja beraktivitas di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Sebelumnya, Indeks harga saham gabungan (IHSG) menembus level 5.600 pada penutupan perdagangan pertama bulan ini, Senin (3/4/2017). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan tertekan mengawali awal pekan, hari ini.

Direktur Utama Investa Sarana Mandiri Hans Kwe menuturkan, IHSG berpotensi terkonsolidasi melemah dengan support di level 6.143-6.318.

"Pasar masih akan mencermati kesepakatan perang dagang antara AS dan China. Minggu lalu pasar di warnai harapan yang turun naik terkait kesepakatan perang dagang," tutur dia dalam risetnya Senin (21/10/2019).

Sementara itu, menurutnya pasar kini menjadi kawatir karena Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan kenaikan tarif desember terhadap produk China akan dilakukan jika kesepakatan tidak tercapai.

"Pejabat AS dan China mengatakan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan sebelum kesepakatan dapat dicapai. China masih menginginkan adanya putaran pembicaraan selanjutnya, sebelum Presiden Xi Jinping menandatangi fase pertama kesepakatan," ujarnya.

Seirama, Analis PT Artha Sekuritas Dennies Christoper mengungkapkan IHSG pada hari masih akan diwarnai oleh sentimen global.

"Selain sentimen global, pergerakan indeks masih akan dipengaruhi oleh rilis beberapa data perekonomian dan juga aksi profit taking," kata dia.

Di tengah pelemahan ini, pihaknya memproyeksi IHSG akan terkoreksi di rentang support 6.167-6.180 dan resistance 6.202-6.123.

Beberapa saham rekomendasi dari analis hari ini ialah saham PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), dan saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).

Kemudian saham PT Blue Bird Tbk (BIRD), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT H.M Sampoerna Tbk (HMSP), hingga saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya