Sri Mulyani Akui Ekonomi Dunia Masuk Kategori Resesi

Hal itu tercermin dari proyeksi International Monetary Fund (IMF) yang kembali menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia menjadi tiga persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Nov 2019, 16:23 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2019, 16:23 WIB
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi 2
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa ekonomi dunia saat ini tengah masuk ke dalam kategori resesi.

Hal itu tercermin dari proyeksi International Monetary Fund (IMF) yang kembali menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia menjadi tiga persen.

Penurunan ini menjadi keempat kalinya dilakukan IMF terkait proyeksi pertumbuhan ekonomi global di 2019. Dari proyeksi semula yang disampaikan pada April sebesar 3,2 persen.

"Menurut IMF, tiga persen masuk kategori resesi dunia, meski resesi ekonomi masing-masing negara disebutnya kalau pertumbuhan ekonominya dua kali kontraksi," kara dia di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (4/11/2019).

Sri Mulyani menjelaskan, kondisi resesi yang terjadi itu tidak lepas dari perosoalan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Kondisi itu, membuat volume perdagangan dunia tumbuh hanya mencapai sekitar 1,1 persen. Angka itu menjadi terendah sejak krisis 2008-2009.

"Ini adalah pertumbuhan perdagangan global terlemah sejak krisis 10 tahun lalu. Risiko global yang perlu kita waspadai adalah perang dagang," imbuh dia.

Kendati begitu, Bendahara Negara ini masih optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh di kisaran atas lima persen. Angka tersebut lebih baik ketimbang pertumbuhan negara-negara maju maupun emerging market lainnya.

"Indonesia masih stabil di atas 5 persen, Singapura sempat negatif growth dan terakhir diperkirakan 0,1 persen. Vietnam masih cukup tinggi, Eropa, Inggris, Jepang, India bahkan merosot di kisaran 5 persen. Thailand, Filipina terpengaruh juga. Jadi itu perlu kita waspadai," pungkasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya