Utang Pemerintah Tembus Rp 4.756 Triliun Hingga Akhir Oktober 2019

Komposisi utang pemerintah per akhir Oktober sebagian besar merupakan hasil dari kontribusi penerbitan SBN domestik.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Nov 2019, 15:13 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2019, 15:13 WIB
Pertumbuhan Utang Luar Negeri Indonesia 2019
Pertumbuhan Utang Luar Negeri Indonesia 2019

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat posisi utang pemerintah per 31 Oktober 2019 berada di angka Rp 4.756,13 triliun. Dengan angka tersebut, rasio utang pemerintah terhadap PDB menjadi 29,87 persen.

Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan, komposisi utang pemerintah per akhir Oktober sebagian besar merupakan hasil dari kontribusi penerbitan SBN domestik.

"Posisi utang Pemerintah per 31 Oktober 2019 berada di angka Rp 4.756,13 triliun," ujar Suahasil di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (18/11).

Adapun pinjaman secara keseluruhan terdiri dari pinjaman sebesar Rp 771,54 triliun dan Surat Berharga Negara sebesar Rp 3.984,59 triliun. Pinjaman dari dalam negeri sebesar Rp 7,38 triliun dan luar negeri sebesar Rp 764,16 triliun.

Pemerintah untuk tahun 2019 fokus pada pendalaman pasar domestik sebagai satu cara diversifikasi sumber pembiayaan.

Diversifikasi sumber pembiayaan penting dilakukan untuk menjaga keberlangsungan sumber pembiayaan untuk pembangunan.

Keberlanjutan program pendalaman pasar melalui penerbitan SBN dilaksanakan melalui penerbitan ORI016 pada bulan Oktober 2019.

Salah satu fitur baru dari ORI016 adalah ini merupakan seri pertama ORI yang diterbitkan secara online melalui sistem e-SBN.

ORI016 ditawarkan pada tanggal 2 sampai dengan 24 Oktober 2019 dengan tingkat kupon sebesar 6,8 persen per tahunnya.

Tingkat kupon tersebut lebih rendah dari seri SBN Ritel sebelumya yaitu 7,2 persen. Hal tersebut dikarenakan membaiknya kondisi pasar SBN dibandingkan pada saat penerbitan SBN Ritel seri sebelumnya.

ORI016 mencatat sejumlah capaian yang baik diantaranya 72,80 persen atau 13.349 orang investor ORIO16 merupakan investor baru dengan jumlah investor terbesar berasal dari kalangan milenial yaitu 6.202 investor.

Sementara dari segi volume, generasi baby boomers mendominasi dengan jumlah pemesanan sebesar Rp 3.676,66 miliar. Adapun ORI016 meraup dana untuk pembiayaan sebesar Rp 8,21 triliun.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Tonton Video Ini

Begini Kondisi Utang Luar Negeri Indonesia hingga Kuartal III

Ilustrasi utang.
Ilustrasi utang. Liputan6.com

Bank Indonesia (BI) melaporkan utang luar negeri (ULN) Indonesia pada kuartal III 2019 terkendali dengan struktur yang sehat. Total utang Indonesia adalah USD 395,6 miliar atau Rp 5.567 triliun (USD 1 = Rp 14.074).

Utang itu terdiri atas ULN publik (pemerintah dan bank sentral) sebesar USD 197,1 miliar dan ULN swasta (termasuk BUMN) sebesar USD 198,5 miliar dolar.

ULN Indonesia tersebut tumbuh 10,2 persen (yoy), relatif stabil dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang dipengaruhi oleh meningkatnya pertumbuhan ULN pemerintah di tengah perlambatan ULN swasta.

Pengelolaan utang luar negeri pemerintah diprioritaskan untuk membiayai pembangunan, dengan porsi terbesar pada beberapa sektor produktif yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Sektor-sektor tersebut adalah jasa kesehatan dan kegiatan sosial (19,0 persen dari total ULN Pemerintah), sektor konstruksi (16,5 persen), sektor jasa pendidikan (16,0 persen), sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (15,3 persen), serta sektor jasa keuangan dan asuransi (13,7 persen).

ULN swasta tumbuh melambat dari triwulan sebelumnya. Posisi ULN swasta pada akhir triwulan III 2019 tumbuh 10,4 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 11,3 persen (yoy).

Perlambatan utang luar negeri swasta tersebut terutama disebabkan penurunan ULN Bank. Secara sektoral, ULN swasta didominasi oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara (LGA), sektor industri pengolahan, serta sektor pertambangan dan penggalian. Pangsa ULN di keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 75,4 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya