Lewat RCEP Peluang Indonesia jadi Negara Maju Makin Besar

pintu bagi Indonesia memperluas pasar ekspor dan menyerap semakin banyak investasi.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Nov 2019, 18:30 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2019, 18:30 WIB
KTT ke-3 RCEP di Bangkok menghasilkan Joint Leaders Statement on Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). (Biro Pers Istana)
KTT ke-3 RCEP di Bangkok menghasilkan Joint Leaders Statement on Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). (Biro Pers Istana)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Perundingan ASEAN Kementerian Perdagangan, Donna Gultom, menilai kerja sama Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) akan menjadi salah satu peluang bagi Indonesia untuk menumbuhkan kondisi perekonomiannya dan menjadi negara maju.

Perundingan yang dibahas sejak tujuh tahun lalu tersebut diharapkan menjadi pintu bagi Indonesia memperluas pasar ekspor dan menyerap semakin banyak investasi.

"RCEP peluang kita ke depan untuk maju, jadi harus segera disiapkan. Perundingan ini kita kawal betul dari hari pertama sampai terakhir, apa yang harus kita jaga kita tahu.

"Proses itu sudah kita edukasi tujuh tahun ini. Jadi dalam kajian disebut ada potensi dan ada ancaman. Tapi bagaimana ancaman itu berkurang dan yang kita dapatkan lebih banyak," ujarnya di Kantor Kemenkominfo, Jakarta, Rabu (20/11).

 

Lebih lanjut Donna Gultom menyebutkan, peluang itu besar tercipta karena Indonesia dilihat oleh negara lain, khususnya kawasan ASEAN, sebagai negara yang memiliki karakter good faith, yakni dapat dipercaya dalam perundingan-perundingan.

"Kesimpulan saya dalam tujuh tahun berunding, Indonesia dinilai sebagai negara yang punya masalah, sensitivitas, tapi punya komitmen untuk perbaiki diri sehingga bisa dipercaya. Mudah-mudahan ke depan negara kita menjadi menarik untuk investasi, terutama dari luar negeri," paparnya.

Maka itu, lanjut Donna Gultom, Indonesia harus memanfaatkan peluang tersebut dengan mulai mempersiapkan diri untuk menghadapi RCEP. Pemerintah akan terus mendorong sektor industri, khususnya industri dengan teknologi tinggi, tumbuh kembang sehingga memiliki nilai tambah yang lebih baik lagi.

"Mudah-mudahan kita jaga terus ini dan bangun terus kesiapan kita. Kalau sektor industri kita maju berkat investasi yang masuk, ini peluang bagi tumbuhnya industri baru yang memanfaatkan outsource dari beberapa negara kawasan RCEP. Kalau kita tidak dapat menarik investasi, kita tidak akan mendapatkan apa-apa," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Jokowi Harap RCEP Hasil KTT di Bangkok Ditandatangani 2020

Jokowi
Presiden Joko Widodo setibanya di Provinsi Lampung adalah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke RSUD Dr. H. Abdul Moeloek yang terletak di Kota Bandar Lampung pada Jumat, 15 November 2019. (Dok Sekretariat Negara RI)

KTT ke-3 RCEP di Bangkok menghasilkan Joint Leaders Statement on Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengapresiasi hasil itu.

"Kita sudah bekerja, bernegosiasi guna mencapai titik temu selama 7 tahun," kata Jokowi, Senin 4 November 2019.

Jokowi menyampaikan, dalam beberapa hari terakhir ini para perunding Indonesia terus mencari titik temu. "Mendekati pukul 12 tadi malam, teks Joint Statement telah berhasil disepakati."

Indonesia paham titik temu terhadap teks perjanjian belum mencakup semua negara RCEP. Selaku negara koordinator, Indonesia menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan atas dukungan penuh dan konstruktif seluruh negara RCEP selama proses perundingan berlangsung.

Penghargaan Tinggi

Presiden Jokowi menghadiri KTT ke-22 ASEAN Plus Three (APT) di Impact Exhibition and Convention Center, Bangkok, Thailand. (Biro Pers Sekretariat Presiden/Rusman)
Presiden Jokowi menghadiri KTT ke-22 ASEAN Plus Three (APT) di Impact Exhibition and Convention Center, Bangkok, Thailand. (Biro Pers Sekretariat Presiden/Rusman)

Negara RCEP menyampaikan penghargaan tinggi atas kepemimpinan Indonesia selama perundingan berlangsung.

Jokowi berharap agar apa yang telah dihasilkan pada titik ini dapat ditindaklanjuti dengan penandatanganan RCEP pada 2020.

Turut mendampingi Presiden dalam KTT tersebut antara lain Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, Staf Khusus Presiden Fadjroel Rahman, Duta Besar Indonesia untuk Thailand Ahmad Rusdi. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya