Manajemen Terregra Tepis Kepemilikan Benny Tjokro di Perusahaan

Manajemen Terregra ingin suspensi saham bisa segera dibuka agar dapat kembali diperdagangkan oleh investor.

oleh Bawono Yadika diperbarui 22 Nov 2019, 12:00 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2019, 12:00 WIB
Manajemen PT Terregra Asia Energy Tbk (TGRA) angkat suara terkait pembekuan saham (suspensi) yang menimpa saham perseroan dari otoritas bursa.
Manajemen PT Terregra Asia Energy Tbk (TGRA) angkat suara terkait pembekuan saham (suspensi) yang menimpa saham perseroan dari otoritas bursa.

Liputan6.com, Jakarta - PT Terregra Asia Energy Tbk (TGRA) angkat suara terkait pembekuan saham (suspensi) yang menimpa saham perseroan dari otoritas bursa.

Seperti diketahui, saham TGRA sempat dihentikan sementara (suspensi) pada 18 November 2019. Kemudian saham perusahaan dibuka kembali pada tanggal 20 November 2019.

Lalu, saham TGRA kembali suspensi pada tanggal 21 November 2019.

Sepanjang tahun berjalan, saham perseroan anjlok sebesar 80,25 persen menjadi Rp 158 per saham. Sedangkan dalam sebulan terakhir, saham Terregra masih tertekan 82,35 persen.

"Secara fundamental kinerja kami baik. Penurunan harga saham tidak mencerminkan kinerja fundamental yang sebenarnya," tutur Corporate Secretary Terregra Asia Energy  Christin Suwito di Jakarta, Jumat (22/11/2019).

Pihaknya juga menepis berita yang santer di pasar modal bahwa investor kawasan Benny Tjokro memiliki saham di Terregra.

"Tidak ada satu lembar pun saham milik Bentjok di Terregra. Saya sudah mengecek semuanya dan bisa saya pastikan bahwa tak ada nama Bentjok dalam struktur kepemilikan saham perusahaan," ujarnya.

Dia berharap, suspensi saham Terregra bisa segera dibuka agar saham perusahaan dapat kembali diperdagangkan oleh investor.

"Kalau dilihat dari rasio harga, saham Terregra sudah sangat murah. Kami berharap suspensi saham bisa segera dibuka," paparnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya