Rupiah Melemah karena Kesepakatan Perang Dagang Belum Jelas

Rupiah hari ini akan bergerak di kisaran 14.080 per dolar AS hingga 14.140 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 25 Nov 2019, 12:06 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2019, 12:06 WIB
Rupiah Menguat di Level Rp14.264 per Dolar AS
Pekerja menunjukan mata uang Rupiah dan Dolar AS di Jakarta, Rabu (19/6/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sore ini Rabu (19/6) ditutup menguat sebesar Rp 14.269 per dolar AS atau menguat 56,0 poin (0,39 persen) dari penutupan sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar )

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah tipis pada perdagangan di awal pekan ini. Rupiah pada hari ini diperkirakan masih akan mengalami tekanan.

Mengutip Bloomberg, Senin (25/11/2019), rupiah dibuka di angka 14.094 per dolar AS, melemah tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.091 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.090 per dolar AS hingga 14.094 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah menguat 2,08 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.091 per dolar AS, menguat tipis jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.100 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta melemah tipis di awal pekan dan diprediksi masih akan terkoreksi.

"Dalam perdagangan hari ini, baik fundamental maupun teknikal kemungkinan rupiah masih akan melemah," kata Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dikutip dari Antara.

Dari eksternal, AS-China diperkirakan akan mengundurkan perjanjian dagang fase I yang sebelumnya dimulai pada November 2019.

Pengunduran perjanjian dagang ini akibat kompleksitas pembicaraan dagang terutama penolakan AS terhadap permintaan China agar AS dapat berangsur-angsur menghapuskan tarif yang dikenakan terhadap China.

Dengan demikian, investor khawatir AS akan kembali menaikkan tarif pada 15 Desember 2019.

Di sisi lain, hal ini diperberat dengan Kongres AS yang meloloskan RUU tentang hak asasi manusia Hong Kong, yang dianggap mencampuri urusan dalam negeri China.

Tindakan Kongres AS menimbulkan kekhawatiran akan memanasnya kembali hubungan AS-Cina yang mempersulit damai perang dagang.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Penurunan Proyeksi Ekonomi Global

Rupiah Melemah Tipis, Dolar AS Apresiasi ke Rp 13.775/US$
Sejumlah uang kertas rupiah ditunjukkan petugas di Bank BUMN, Jakarta, Selasa (17/4). Rupiah hari ini diperdagangkan dengan kisaran Rp 13.766 -Rp 13.778 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain itu, Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) juga telah menurunkan proyeksi pertumbuhan global menjadi di bawah 3 persen (yoy) tahun 2020.

Diperkirakan, pertumbuhan tahun 2020 justru menjadi yang terlemah sejak krisis finansial global pada 2008-2009.

OECD memperkirakan pertumbuhan global tahun 2020 tertahan dari segi perdanggan dan investasi. Pertumbuhan ekonomi AS dan China akan melambat masing-masing 2 persen (yoy) dan 5,5 persen (yoy) pada 2021.

Ibrahim memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran 14.080 per dolar AS hingga 14.140 per dolar AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya