Terowongan Nanjung Mampu Pangkas 410 Ha Genangan Banjir di Kabupaten Bandung

Terowongan Nanjung dibangun pada November 2017 dan selesai pada Desember 2019.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 30 Jan 2020, 11:25 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2020, 11:25 WIB
Terowongan Nanjung di Kabupaten Bandung
Terowongan Nanjung di Kabupaten Bandung (dok: PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan Terowongan Nanjung di Kabupaten Bandung, Jawa Barat sebagai bagian Sistem Pengendalian Banjir Sungai Citarum pada Rabu kemarin. Kehadiran waduk ini akan memangkas genangan banjir di sekitar Kabupaten Bandung hingga 410 hektar (ha).

Jokowi mengatakan, pembangunan Terowongan Nanjung merupakan permulaan di hulu untuk bisa mengatasi banjir di Kabupaten Bandung.

"Dari 490 ha yang tergenangi oleh banjir, berkurang menjadi 80 ha. Memang beberapa masih proses dan 2020 ini akan kita selesaikan. Setelah itu baru kita kerjakan di hilirnya," jelasnya dalam keterangan tertulis, Kamis (29/1/2020).

"Kita tidak bisa dikerjakan di hilirnya saja atau di hulunya saja, jadi harus seluruhnya baik fisiknya atau yang berkaitan dengan rehabilitasi lahan," imbuh Jokowi.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menambahkan, pembangunan Terowongan Nanjung yang berada di Curug Jompong ini bakal memperlancar aliran Sungai Citarum ke hilir sehingga lama dan luas genangan banjir di kawasan Bandung Selatan bisa berkurang.

"Dengan keberadaan Terowongan Nanjung, kapasitas sungai meningkat menjadi 669 m3 per detik, sehingga dapat mengurangi luas daerah genangan 700 Ha di wilayah Dayeuhkolot, Baleendah, Andir dan sekitarnya yang dihuni oleh sekitar 14 ribu KK," terangnya.

Terowongan Nanjung sendiri dibangun pada November 2017 dan selesai pada Desember 2019. Terdiri dari 2 tunnel dengan panjang masing-masing 230 meter dan lebar masing-masing 8 meter. Bertindak selaku kontraktor adalah PT Wijaya Karya–PT Adhi Karya (Kerja Sama Operasi/KSO) dengan anggaran APBN sebesar Rp 317 miliar.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Penanganan Banjir Cekungan Bandung

Banjir Kabupaten Bandung
Warga Kampung Jambatan, Kelurahan Andir, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, masih menggunakan perahu untuk beraktivitas akibat banjir pada Selasa, 13 Maret 2018. (Foto: Ketua Barudak Baraya Cisangkuy Citarum (B2C2) Edi Yusup/Arie Nugraha

Selain Terowongan Nanjung, Kementerian PUPR memiliki program Penanganan Banjir Cekungan Bandung, yakni pembangunan Embung Gedebage, Pembangunan Kolam Retensi Cieunteung, dan Floodway Cisangkuy.

Pembangunan Embung Gedebage yang dikerjakan sejak Juli 2017 hingga Desember 2018 tersebut dibangun dengan lahan seluas 7,7 ha dan memiliki volume tampung sebesar 270 ribu m3 dengan lebar Bandung 148 meter, panjang kantong lumpur 3 meter.

Bendung yang berlokasi di Kecamatan Gedebage Kota Bandung tersebut dengan nilai kontrak Rp 85 miliar dengan Kontraktor PT. Hidup Indah Permai serta konsultan supervise PT Geodinamika Konsultan.

Adapun manfaat dari pembangunan Embung Gedebage antara lain sebagai tampungan air untuk musim kemarau, penguatan kemampuan pengendalian banjir (13 desa, 332 KK, 32 hektar mengurangi banjir), untuk menambah estetika pada masjid Al-Jabar, serta sebagai sarana rekreasi wisata.

Lalu terdapat pembangunan Kolam Retensi Cieunteung memiliki luas tampungan 4,75 ha dengan volume tampung 190 ribu m3 dan memiliki manfaat mengurangi genangan pada area 39 ha. Dikerjakan oleh kontraktor PT Nindya-Barata Joint Operation dengan anggaran Rp 203 miliar.

Menurut Menteri Basuki, setelah di hulu Kementerian PUPR juga akan memfokuskan ke hilir, seperti Karawang, Muara Gembong, Cilamaya yang tahun ini juga terkena banjir besar. "Kita akan bangun Bendungan Cibeet dan Cijurey yang ditargetkan bisa terealisasi mulai tahun depan," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya