Terowongan Nanjung Jadi Solusi Atasi Banjir di Bandung Selatan

PUPR telah menyelesaikan pembangunan Terowongan Nanjung di Kabupaten Bandung sebagai bagian Sistem Pengendalian Banjir Sungai Citarum

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 15 Jan 2020, 10:00 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2020, 10:00 WIB
Terowongan Nanjung di Kabupaten Bandung
Terowongan Nanjung di Kabupaten Bandung (dok: PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan pembangunan Terowongan Nanjung di Kabupaten Bandung sebagai bagian Sistem Pengendalian Banjir Sungai Citarum.

Pembangunan Terowongan Nanjung yang berada di kawasan hulu Citarum di Curug Jompong ini memperlancar aliran Sungai Citarum ke hilir sehingga lama dan luas genangan banjir di kawasan Bandung Selatan bisa berkurang.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, keberadaan Terowongan Nanjung telah memberikan manfaat mengurangi genangan air saat puncak hujan yang mengguyur sebagian wilayah Jawa Barat pada 17 Desember 2019.

"Kita lihat ternyata Terowongan Nanjung saat pintu air dibuka Sungai Citarum bisa kering. Pada 17 Desember 2019 terjadi puncak hujan di Bandung dan sekitarnya, waktu itu dites oleh BBWS Citarum ditunggu sampai air banyak masuk di Dayeuhkolot dan masyarakat bersiap untuk mengungsi seperti biasa," ujar dia, Rabu (15/1/2020).

"Terowongan ini lalu dibuka pukul 23.15 WIB, lima jam kemudian sekitar pukul 5 pagi sudah surut. Jadi terowongan ini memang berfungsi sebagai salah satu pengendali banjir di Bandung Selatan," tambah Menteri PUPR.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Penyebab Banjir

Banjir Kabupaten Bandung
Warga Kampung Jambatan, Kelurahan Andir, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, masih menggunakan perahu untuk beraktivitas akibat banjir pada Selasa, 13 Maret 2018. (Foto: Ketua Barudak Baraya Cisangkuy Citarum (B2C2) Edi Yusup/Arie Nugraha

Menurut Menteri Basuki, selama ini debit banjir Sungai Citarum saat musim hujan yang besar tertahan batuan besar di Curug Jompong yang juga merupakan situs budaya, sehingga menyebabkan banjir akibat backwater. Oleh karenanya dibangun Terowongan Nanjung yang dapat memperlancar aliran air dari hulu Sungai Citarum.

Di samping Terowongan Nanjung, terdapat infrastruktur pengendali banjir di Bandung Selatan lainnya yakni Embung Gedebage, Kolam Retensi Cieunteung, dan Floodway Cisangkuy.

"Floodway Cisangkuy ini sudetan untuk masuk ke Sungai Citarum di hilir Dayeuhkolot yang langganan banjir. Debit banjir akan kita alirkan ke Floodway Cisangkuy ini minimal 220 m3 per detik sehingga yang lewat Sungai Cisangkuy yang asli hanya 5 m3 per detik. Ini akan mengurangi beban Sungai Citarum di Dayeuhkolot," tutur Menteri Basuki.

Ditargetkan pembangunan Floodway Cisangkuy sepanjang 1.7 kilometer ini selesai pada Oktober 2020. Bertindak selaku kontraktor adalah PT PP.

"Target saya dengan Gubernur Jawa Barat tahun 2020 ini pembangunan infrastruktur pengendali banjir di Citarum Hulu selesai, sehingga mulai tahun depan bisa fokus ke hilir seperti Karawang, Muara Gembong dan Cibeet," ungkap Menteri Basuki.

 

Dibangun 2017

Perumahan Cimareme Indah Kabupaten Bandung Barat
Perumahan Cimareme Indah Kabupaten Bandung Barat terendam banjir akibat tanggul jebol, Selasa (31/12/2019).

Terowongan Nanjung dibangun pada November 2017 dan tuntas pada Desember 2019 terdiri dari 2 tunnel dengan panjang masing-masing 230 meter dan diameter 8 meter.

Kedua terowongan akan mengurangi banjir di Dayeuhkolot, Baleendah, Andir dan sekitarnya dengan jumlah Kepala Keluarga yang terbebas banjir mencapai 14 ribu KK.

Keberadaan Terowongan Nanjung akan mengurangi total luas genangan di Kabupaten Bandung dari semula 3.461 hektare menjadi 2.761 hektare. Keberadaan terowongan juga akan meningkatkan kapasitas Sungai Citarum dari 570 m3 per detik menjadi 669 m3 per detik.

Bertindak selaku kontraktor adalah PT Wijaya Karya–PT. Adhi Karya lewat skema Kerja Sama Operasi (KSO) dengan anggaran APBN sebesar Rp 316,01 miliar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya