Selama 70 Tahun, Penyaluran Kredit BTN Capai Rp 595,2 Triliun

BTN konsisten menjadi Bank pendukung Pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya di sektor properti.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 10 Feb 2020, 10:00 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2020, 10:00 WIB
20170607-Warga Mulai Antre Tukar Uang Pecahan di Monas-Angga
Seorang wanita menukarkan uang pecahan kecil pada mobil kas keliling Bank BTN di Lapangan IRTI Monas, Jakarta, Rabu (7/6). Bank Indonesia bekerja sama dengan 13 bank lainnya melayani penukaran uang hingga 16 Juni mendatang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN konsisten menjadi Bank pendukung Pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya di sektor properti.

Selama 70 tahun Bank yang sebelumnya bernama Postpaarbank melaksanakan fungsi intermediasi dengan merealisasikan pembiayaan kredit sekitar Rp595,2 triliun yang didominasi oleh kredit perumahan dan kredit pendukung perumahan.

Kredit tersebut mengalir kepada hampir 5 juta lebih keluarga di Indonesia dari semua segmen, baik segmen Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) hingga generasi milenial masa kini.

“Kami tetap konsisten dalam menggarap sektor perumahan yang memiliki multiplier effect untuk 170 industri dengan rajin berinovasi mengembangkan produk KPR yang sesuai dengan kebutuhan generasi masa kini dan pro aktif dalam meracik skema KPR untuk memfasilitasi masyarakat berpenghasilan rendah,” kata Direktur Utama Bank BTN, Pahala N Mansury di Jakarta, Senin (10/2/2020).

Khusus di sektor properti, sebagai Bank yang ditunjuk Pemerintah mengucurkan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan, peran Bank Tabungan dalam Program Sejuta Rumah tetap dominan, dengan menguasai pangsa pasar Kredit Pemilikan Rumah (KPR) baik segmen subsidi maupun non subsidi.

Tak hanya itu, di tengah gejolak ekonomi dunia, Bank BTN masih bertahan di posisi ke lima sebagai Bank terbesar di Indonesia dari sisi aset.

 

 

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kuasai 90 Persen Pasar KPR

Pameran Indonesia Property Expo (IPEX) 2018
Pengunjung memadati stan Indonesia Property Expo (IPEX) 2018 di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, Sabtu (3/3). PEX 2018 merupakan pameran yang digelar dalam rangka menyambut HUT ke-68 Bank BTN pada 9 Februari mendatang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Tercatat Bank Tabungan telah menguasai pangsa pasar KPR subsidi di Indonesia lebih dari 90 persen (data per Desember 2019). Sementara untuk KPR secara nasional BTN menguasai lebih dari 40 persen (data per September 2019).

Selama tahun 2015 hingga akhir 2019 pembangunan program sejuta rumah telah mencapai 4.800.170. Dalam periode yang sama BTN telah menyalurkan KPR baik subsidi maupun non-subsidi sebanyak 3,1 juta unit.

Adapun perinciannya tahun 2015 mencapai 474.099 unit dari target 431 ribu unit, tahun 2016 mencapai 595.540 unit dari target 570 ribu unit, kemudian pada 2017 realisasinya sebesar 667.321 unit dari target 666 ribu unit.

Selanjutnya pada 2018 mencapai 757.159 unit dari target 750 ribu unit dan pada tahun 2019 hingga akhir Desember 2019 telah mencapai 800 ribu unit atau sesuai dengan target.

Menurut Pahala, perseroan akan terus merealisasikan penyaluran kredit perumahan sebagai wujud komitmen perseroan dalam mendukung Program Sejuta Rumah.

“Tahun 2020, kami tetap berkomitmen menjadi mitra pemerintah dalam program sejuta rumah dengan membuat model bisnis yang inovatif dengan mengoptimalkan big data analytic sehingga kekuatan BTN di KPR bisa ikut mendorong pertumbuhan dana murah, transaksi, serta fee based income,” jelasnya.

 

Strategi Pengembangan Bisnis BTN di 2020

Indonesia Property Expo (IPEX) 2018
Pengunjung memadati stan Indonesia Property Expo (IPEX) 2018 di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, Sabtu (3/3). PEX 2018 merupakan pameran yang digelar dalam rangka menyambut HUT ke-68 Bank BTN pada 9 Februari mendatang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Meski tahun ini pemerintah tidak lagi menganggarkan program subsidi selisih bunga, namun BTN sudah menyikapinya dengan menyiapkan model bisnis untuk menjawab tantangan pasar KPR.

“Kami harus lebih memperkuat porsi KPR non-subsidi dari kalangan milenial dengan inovasi produk layanan perbankan berbasis digital yang sesuai dengan kebutuhan mereka,” tegas Pahala.

Pahala optimistis, BTN masih dapat menangkap peluang di segmen properti karena masih tingginya permintaan rumah kecil serta makin maraknya sentra pertumbuhan ekonomi baru akibat pembangunan infrastruktur, perkembangan tempat wisata dan akan dibangunnya ibukota baru.

Tahun ini, menapaki dekade ke delapan, Manajemen Bank BTN memilih fokus dalam perbaikan kualitas bisnis dan pengembangan model bisnis baru yang dapat meningkatkan layanan perbankan dan produk BTN agar lebih kompetitif.

“Lima focus itu meliputi penerapan budaya perusahaan secara konsisten, peningkatan produktivitas, kualitas portofolio kredit yang sehat serta bisnis model yang kuat atas dasar penerapan risk management, digitalisasi dan otomasi. Fokus kita juga adalah memiliki basis dana atau funding yang kuat, partnership atau kemitraan khususnya dengan ekosistem di sektor perumahan sehingga dapat mempermudah, mempercepat pertumbuhan Bank BTN,” tegas Pahala.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya