Liputan6.com, Jakarta - PT Medco E&P Tarakan dan PT Pertamina EP menyerahkan pipa penyalur gas, yang membentang dari Bunyu hingga ke Tarakan sepanjang 31 Kilo Meter (Km) ke negara melalui Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
Deputi Pengendalian Pengadaan SKK Migas Tinggal mengatakan, dalam komitmennya untuk mendukung upaya optimalisasi pemanfaatan aset yang digagas oleh SKK Migas, PT Medco E&P Indonesia bersepakat dengan PT Pertamina EP untuk mengalihkan aset berupa jalur pipa 10 inci yang membentang dari Bunyu ke Tarakan sepanjang 31 kilometer.
"Pengalihan aset ini merupakan salah satu upaya SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) PT Medco E&P Tarakan dan PT Pertamina EP dalam rangka pengendalian biaya operasi," kata Tunggal, di Jakarta, Jumat (21/2/2020).
Advertisement
Baca Juga
Menurutnya, berbagai upaya penghematan dilakukan oleh KKKS dalam menyikapi tantangan harga minyak dunia yang masih rendah. Langkah penghematan tersebut salah satunya melalui strategi optimalisasi pemanfaatan aset baik dengan mekanisme pemanfaatan bersama ataupun dengan transfer aset antar KKKS.
Tunggal menambahkan, pengendalian biaya operasi merupakan hal yang paling utama dilakukan saat ini pada kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi, untuk mencapai tingkat yang paling efektif dan efisien, sehingga memberikan kontribusi yang optimal pada pencapaian produksi atau lifting dan penerimaan negara dari sektor hulu migas.
Pipa gas ini menjadi titik utama dalam rangka menjaga ketahanan energi di Provinsi Kalimantan Utara. Jalur pipa ini juga dimanfaatkan oleh PT Pertamina EP untuk menyalurkan gas kepada PT PLN (Persero) Tarakan pada mesin pembangkit di Binalatung Kelurahan Pantai Amal Tarakan, PLN Tarakan Area Kampung 1, PLN Tarakan Area Gunung Belah, PGN City Gas Tarakan dan Pembangkit Tenaga Listrik (PTL) PEP Tarakan Field.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Dibangun pada 1996
Pipa penyalur gas milik PT Medco E&P Tarakan yang dibangun pada 1996 ini membentang dari Booster Stasiun Pertamina di Pulau Bunyu ke Pulau Tarakan yang dioperasikan oleh Medco (G8 Stasion) untuk mensuplai bahan baku kebutuhan listrik di Tarakan.
Pada 2012, sesuai instruksi Kepala BPMIGAS, PT Pertamina EP Asset 5 Bunyu Field telah diminta untuk membantu menyalurkan gas dari lapangan Tapa sebagai bahan baku listrik di Tarakan yang berlangsung hingga kini.
Sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk pemerataan, memprioritaskan sumber daya yang ada untuk kemakmuran rakyat sesuai semangat ketahanan energi, maka aliran gas yang bersumber dari dua lapangan yang dioperasikan Pertamina EP dan Medco ini, dimanfaatkan untuk jaringan gas (jargas) rumah tangga di Kota Tarakan.
Dengan kehadiran jargas, diharapkan masyarakat dapat meningkatkan akses kepada sumber energi, peningkatan standar keamanan instalasi gas serta dapat menghemat biaya belanja energi hingga 50 persen.
Per 2020, sekitar 70 persen masyarakat di kota Tarakan sudah menikmati manfaat dari gas bumi. Pasokan gas yang disuplai oleh PT Pertamina EP Bunyu Field kepada PLN Tarakan ke pembangkit Binalatung sebesar 2.7 MMSCFD. Sementara pembangkit di Gas Plant G8 rata–rata pengiriman gas sebesar 2.5 MMSCFD.
Advertisement