Virus Corona Bikin Jahe Dkk Mulai Langka di Tangerang Selatan

Airin mengklaim bahwa belum terjadi kenaikan harga meskipun telah terjadi kelangkaan berbagai jenis rempah di wilayahnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Mar 2020, 14:30 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2020, 14:30 WIB
Ilustrasi Jahe
Ilustrasi jahe (dok. Pixabay.com/Putu Elmira)

Liputan6.com, Jakarta - Wali Kota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany, mengakui telah terjadi kelangkaan berbagai jenis rempah tradisional, seperti jahe, kunyit, temulawak dan lainnya. Ia menduga hal ini karena tingginya permintaan dari masyarakat untuk mengkonsumsi berbagai rempah yang dianggap punya khasiat cegah terjangkit virus Corona.

Namun, Ia mengklaim bahwa belum terjadi kenaikan harga meskipun telah terjadi kelangkaan berbagai jenis rempah di wilayahnya.

"Kemarin kepala dinas kita melaporkan ada kelangkaan, bukan kenaikan," tegas dia di Hotel Kempinski, Jakarta, Rabu (4/3/2020).

Pihaknya juga tidak segan akan melakukan intervensi terhadap pemasok. Langkah itu dilakukan untuk menekan harga jual sejumlah rempah seperti jahe apabila terjadi kenaikan harga di pasar tradisional Tangerang Selatan.

Untuk itu Airin berharap ke sejumlah pemasok agar bisa memenuhi kebutuhan masyarakat daerah pilihnya. "Kesedian bahan pokok (rempah-rempah) harus ada," pungkas nya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lonjakan Harga

Jahe
Ilustrasi jahe (iStockphoto)

Sebelumnya, sejumlah rempah tradisional mengalami lonjakan harga. Kenaikan harga ditemui di beberapa pasar. Seperti di Pasar Kemiri Muka Depok, Jawa Barat. Pedagang membanderol temulawak Rp 40.000 per kg.

"Sekarang harganya (temulawak) Rp 40.000 per kg, biasanya saya jual cuma Rp 10.000 per kg," kata Suyadi salah satu pedagang Pasar Kemiri, Rabu (4/3/2020).

Selain temulawak harga rempah-rempah yang juga melonjak adalah jahe, sereh dan kunyit. Namun kenaikan harga rempah-rempah tersebut tidak sesignifikan harga temulawak.

"Jahe harganya sekarang Rp 40.000 per kg dari Rp 20.000 per kg. Sereh Rp 10.000 per kg dari Rp 6.000 per kg dan kunyit Rp 12.000 per kg dari 5.000 per kg," paparnya.

Permintaan rempah-rempah tersebut diakui Yadi terjadi lonjakan sejak dua hari lalu atau bersamaan dengan diumumkan adanya dua warga Depok yang terkena virus Covid-19. "Sejak senin banyak yang nyari (beli) mungkin karena ada yang kena (Corona) kemarin," ceritanya.

Dirinya terpaksa menaikkan harga jual karena harga dari Pasar Induk sudah naik. "DI Induk saja harga Rp 40.000 (temulawak) langka barangnya. Ada tapi sedikit. Jadi ya saya jualnya juga sesuai harga karena naik jadi saya naikkan juga," tuturnya.

Kenaikan harga rempah tradisional juga ditemui di Pasar Palmerah, Jakarta Barat.

Salah satu pembeli, Tri harus mengocek kantong dalam-dalam untuk satu kilogram jahe. "Abis dari pasar Palmerah harga jahe Rp80.000/kg, temulawak Rp40.000/kg," ungkap Tri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya