Dirut Bulog Klaim Indonesia Surplus Beras 2,8 Juta mulai April 2020

Indonesia akan surplus beras sebanyak 2,8 juta ton pada April 2020

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Mar 2020, 15:31 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2020, 15:31 WIB
Stok Beras Hingga Pertengahan Tahun Dipastikan Aman
Dirut Perum Bulog Budi Waseso mengunjungi pergudangan beras Bulog di Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (27/2/2020). Jelang Ramadan dan Idul Fitri 2020 Perum Bulog siap mengamankan pasokan beras di seluruh wilayah Indonesia mencapai 1,7 juta ton. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Waseso mengatakan, Indonesia akan surplus beras sebanyak 2,8 juta ton pada April 2020. Surplus tersebut bisa terjadi dengan adanya masa panen di Maret dan sisa stok beras yang ada saat ini.

"Jadi diperkirakan dari Menteri Pertanian, BPS panen kita April, akhir Maret. April diperkirakan surplus 2,8 juta kalau bicara data," ujar Budi di Gudang Bulog Sunter, Jakarta, Rabu (4/3/2020).

Budi mengatakan, dengan adanya surplus tersebut pihaknya akan menyerap beras sekitar 1,4 juta ton. Namun dengan syarat, beras yang ada saat ini harus segera didistribusikan kepada konsumen.

"Bulog akan menyerap paling tidak dengan kondisi gudang ini kurang lebih diatas 1,4 juta ton tapi itu tadi kita harus keluarkan beras-beras ini. Di beberapa tempat sudah mulai akan ada panen. Jadi itu yang akan kita lakukan," jelasnya.

Dia menambahkan, beberapa waktu belakangan sudah ada peningkatan permintaan beras melalui platform online Bulog. Kualitas beras tersebut dijamin bagus walau harga yang dikenakan murah.

"Melalui panganan.com satu hari bisa jual Rp171 juta, setara berapa saya tidak tahu secara persisnya, itu produk-produk yang kita jual secara online. Operasi pasar kita melalui ritel itu juga banyak, beras murah itu. Bukan berarti kualitas rendah, bisa di cek," tandasnya.

 

 

Anggun P. Situmorang

Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Erick Thohir Soal Mafia Beras: Untung Boleh Tapi Jangan Hancurkan Petani

Menteri BUMN Erick Thohir melakukan peninjauan kesiapan stok beras di Gudang Bulog
Menteri BUMN Erick Thohir melakukan peninjauan kesiapan stok beras di Gudang Bulog (dok: Athika)

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir angkat suara mengenai mafia beras yang kerap kali dikeluhkan oleh berbagai pihak. Menurutnya, setiap pedagang boleh berbisnis dan mendapat keuntungan tapi tidak boleh menghancurkan pendapatan petani.

"Ya kalau mafia di semua bisnis ada yang kita hadapi. Justru kita ingin menyadarkan. Menyadarkannya tadi boleh berbisnis, boleh untung, tapi jangan petani dihancurkan pendapatannya," ujar Erick di Gudang Bulog Sunter, Jakarta, Rabu (4/3/2020).

Erick juga mengimbau, jangan sampai karena adanya mafia beras lalu masyarakat harus membeli beras dengan harga mahal. Dia juga tak melarang bila BUMN bekerja sama dengan swasta untuk memasarkan beras.

"Jangan sampai ketika nanti rakyat butuh harganya dimahalkan, ketika panen harganya di banting petani dimiskinkan. Maksudnya gini lah, kita itu harus berdagang semunya win-win sama sama baik," jelasnya.

"Jangan rakyat disuruh beli mahal-mahal, apalagi yang selalu saya bilang yang namanya swasta bekerja sama dengan BUMN hal yang lumrah, tapi enggak boleh BUMN-nya diakali," sambungnya.

Dia menambahkan, petani dan rakyat tidak boleh menjadi korban. Untuk itu, pemerintah akan berupaya menyadarkan mafia.

"Petani tidak boleh dikorbankan, rakyat musti membeli dengan harga yang baik, yang namanya pedagang boleh untung, itu hak. Ini yang pastikan, Pak Buwas (Dirut Bulog) juga, sama lah kita mau mafia beras ini harus kita sadarkan," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya