Cegah Penyebaran Corona, BI Ajak Masyarakat Gunakan Transaksi Nontunai

Uang tunai yang beredar di tengah masyarakat saat ini telah melalui serangkaian pengecekan dan higienis.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 24 Mar 2020, 17:45 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2020, 17:45 WIB
Bank Indonesia Gandeng Perbankan dan Aplikasi Jasa Pembayaran Sosialisasikan QRIS
Simulasi penggunaan QRIS yang digelar saat Media Gathering Bank Indonesia di Palembang (Liputan6.com / Nefri Inge)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menghimbau masyarakat untuk lebih bertransaksi menggunakan pembayaran nontunai guna mencegah penularan virus corona Covid-19 yang kian mewabah di Indonesia.

Perry memastikan uang tunai yang beredar di tengah masyarakat saat ini telah melalui serangkaian pengecekan dan higienis. Namun, ia mengajak warga untuk lebih sering bertransaksi secara non-tunai sebagai bentuk mitigasi wabah virus corona.

"Kami memastikan uang-uang yang beredar itu higienis, karena kami memantau uang yang masuk ke perbankan. Tapi kami menghimbau penggunaan non-tunai supaya bisa memitigasi Covid-19," ujar dia dalam sesi teleconference, Selasa (24/3/2020).

Guna menunjang ajakan tersebut, Bank Indonesia disebutnya telah menambah periode promosi Merchant Discount Rate (MDR) melalui pembayaran berbasis QRIS.

"Bank Indonesia bekerjasama dengan perbankan, asosiasi sistem pembayaran Indonesia, dan dunia industri perbankan juga sepakat memperpanjang masa berlakunya gratis MDR dari Mei jadi September 2020," tuturnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Gelar Pertemuan Virtual, Negara G20 Sepakati 5 Hal Terkait Penanganan Virus Corona

BI Kembali Pertahankan Suku Bunga Acuan di 5 Persen
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RGD) Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (19/12/2019). RDG tersebut, BI memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate (7DRRR) sebesar 5 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sejumlah negara yang tergabung dalam G20 telah menggelar rapat sehubungan dengan dampak penyebaran virus corona. Rapat tersebut diikuti oleh 20 Menteri Keuangan dan Bank Sentral negara peserta. Beberapa organisasi keuangan dunia juga turut hadir dalam video konferensi yang diselenggarakan Senin 23 Maret lalu.

Dalam pertemuan itu, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan ada lima agenda pembahasan. Pertama, seluruh negara di dunia sepakat untuk meningkatkan upaya pencegahan dan penanganan penyebaran covid-19 baik dari aspek kesehatan maupun aspek kemanusiaan.

"Bagaimana pandemik global ini kemudian diatasi dengan join action agar aspek-aspek kemanusiaan khususnya kesehatan diatasi dengan baik," kata Perry di Komplek Gedung Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (24/3).

Berbagai negara di dunia sepakat untuk saling bertukar informasi terkait langkah protokol untuk pencegahan perluasan wabah. Termasuk saling mengisi kebutuhan obat-obatan dan berbagai hal yang dirasa diperlukan.

Kedua, negara peserta G20 sepakat melakukan langkah-langkah kebijakan fiskal dan moneter untuk dilakukan secara global dengan kewenangan masing-masing negara. Semua negara juga menyediakan stimulus fiskal yang besar dalam mengatasi dampak covid-19 terhadap aspek ekonomi. Khususnya kepada masyarakat, UMKM maupun dunia usaha.

Kemudian, bagaimana beban masyarakat dan UMKM bisa diatasi. Termasuk juga dengan perusahaan dengan stimulus fiskal sesuai dengan ketentuan masing-masing negara.

Dalam rapat itu juga dibahas bagaimana bank sentral melakukan langkah bersama dalam mengatasi dampak-dampak covid-19. Termasuk juga mengatasi kepanikan pasar keuangan global. Bagaimana bank sentral bukan hanya penurunan suku bunga tapi juga menambah likuiditas dan injeksi likuiditas di pasar keuangan.

Bank sentral juga mengurangi beban bagi perbankan maupun sektor keuangan masyarakat. Termasuk dalam pembiayaan ekonomi dengan berkoordinasi bersama OJK di masing-masing negara .

"Komitmen semua negara untuk koordinasi baik secara nasional dari fiskal, moneter dan sektor keuangan. Demikian juga koordinasi antar negara," kata Perry.  

Lembaga Keuangan Dunia Tingkatkan Pendanaan

Logo IMF
(Foto: aim.org)

Ketiga, Lembaga keuangan internasional seperti Bank Dunia, IMF, atau lembaga keuangan internasional lain sepakat meningkatkan pendanaanya dan melakukan pengetatan likuiditas dolar secara global. Kata Perry, IMF merencanakan akan meningkatkan alokasi SDR (Special Drwasing Right).

IMF juga akan memberikan swab line kepada seluruh negara. Sebab terjadi tekanan di seluruh negara tanpa persyaratan apapun.

Keempat, Bank dunia juga meningkatkan pendanaan khususnya emerging dan juga negara berkembang untuk mengatasi berbagai program baik kesehatan, maupun UMKM dan masyarakat luas.

"Dan ini akan ditindak lanjuti lembaga internasional tadi," kata Perry.

Kelima, rapat internasional ini akan kembali diselenggarakan pekan depan untuk saling memperbaharui informasi dan kondisi di masing-masing negara. Termasuk koordinasi kebijakan-kebijakan negara baik fiskal, moneter dan sektor keuangan.

"Itu dilakukan sebagai join kolektif action global untuk mengatasi covid-19," kata Perry mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya