Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Program Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari mengakui ada perubahan desain dalam pelaksanaan pelatihan untuk program kartu prakerja. Di mana dari sebelumnya dilakukan secara tatap muka, kini diubah menjadi virtual atau melalui online.
"Itu betul ada pergesaran dari desain dari sejak awal adanya pandemi, pertama terkait dengan pelatihan itu," kata dia dalam sebuah diskusi online di Jakarta, Senin (13/4/2020).
Baca Juga
Dia mengatakan sejak pertama kartu prakerja ini diwacanakan desain awal ketika melakukan pelatihan dilakukan dengan cara tatap muka. Namun, seiring adanya pandemi virus Corona atau Covid-19 maka skema sebelumnya diubah dan digeser menjadi virtual.
Advertisement
"Dengan covid ini kita tidak bijaksana kalau pelatihan tatap muka, dalam prakerja dalam situasi dilakukan online," imbuhnya.
Menurutnya dengan skema baru ini biaya yang dikeluarkan juga relatif lebih murah dibandingkan pelaksanaan pelatihan secara langsung dari kartu prakerja ini. Sebab jika dilakukan secara tatap muka membutuhkan setidaknya biaya untuk sewa tempat, listrik, dan juga instruktur.
"Karena ini insentif pasca pelatihan sekarang menjadi cukup bear, itu karena pergesaeran tadi," tandas dia.
Dwi Aditya Putra
Merdeka.com
Kartu Prakerja Diserbu 1,4 Juta Pendaftar
Sebanyak 1,4 juta orang telah melakukan registrasi untuk mengikuti Program Kartu Prakerja yang baru dirilis oleh pemerintah pada Sabtu (11/4/2020) lalu.
"Kami melihat antusiasme ini sebagai refleksi dari ekspektasi publik yang sangat tinggi terhadap program Kartu Prakerja," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dikutip dari Antara, Senin (13/4/2020).
Sejak dirilis pada 20 Maret 2020 lalu, situs resmi www.prakerja.go.id telah dikunjungi 2,4 juta unique visitors hingga hari ini. Khusus kemarin, pada saat pembukaan pendaftaran tahap pertama, ada lebih dari 1,1 juta visitors baru.
Selaku Ketua Komite Cipta Kerja, Airlangga menerangkan, sebagai tindak lanjut dan respon dari observasi tersebut adalah pemerintah akan memastikan kapasitas dari sistem Kartu Prakerja (server, front-end dan back-end system) mampu melayani dengan baik. Di samping itu, keamanan data dan server dari serangan juga tentu menjadi fokus perhatian.
Hingga Minggu pukul 16.00 WIB, atau 21 jam setelah pendaftaran Kartu Prakerja dibuka, data mencatat jumlah yang melakukan registrasi sebanyak 1.432.133, yang sudah melakukan verifikasi surel sebanyak 1.063.028 (73,85 persen), yang sudah melalui verifikasi NIK sebanyak 624.090 (43,65 persen), dan yang sudah mengambil program pelatihan atau join batch sebanyak 77.834 (5,43 persen).
"Dari total yang telah registrasi sebanyak 1,4 juta itu, pernah dalam satu menit, pendaftar Kartu Prakerja mencapai 80 ribu orang pada saat yang bersamaan, sehingga kapasitas server akhirnya ditingkatkan," ujar Airlangga.
Advertisement