Gandeng Satgas Pangan, IGN Kendal Gelar Operasi Pasar Turunkan Harga Gula

Harga gula pasir, yang sempat menembus Rp 19.000 per kg.

oleh Septian Deny diperbarui 25 Apr 2020, 15:30 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2020, 15:30 WIB
Operasi pasar gula
Operasi pasar gula di Jawa Tengah.

Liputan6.com, Jakarta - PT IGN Kendal bersama Disperindag Jateng dan Satgas Pangan Polda Jateng menggelar operasi pasar (OP) gula Rp 12.500 per kg di Pasar Gede Solo, Jawa Tengah.

Di tengah pandemi virus corona (Covid-19), beban masyarakat semakin berat akibat melambungnya harga sejumlah bahan kebutuhan pokok. Salah satunya gula pasir, yang sempat menembus Rp 19.000 per kg.

Untuk menekan harga gula pasir, Satgas Pangan Jawa Tengah Disperindag Jateng bersama PT Industri Gula Nusantara (PT IGN) Cepiring Kendal melaksanakan operasi pasar (OP) di pasar Gede Solo, Sabtu (25/4/2020).

"Operasi pasar seperti yang dilakukan PT IGN memang diperlukan agar harga yang sudah terlalu tinggi dapat berangsur turun," kata Kepala Disperindag Provinsi Jateng, Muhammad Arif Sambodo.

Dalam OP itu gula pasir dijual ke masyarakat seharga Rp12.500 per kg. Hal ini membuat warga sangat antusias. Namun mereka diwajibkan memakai masker dan tetap mematuhi ketentuan physical distancing, untuk mencegah penyebaran covid 19. Sejumlah personil dari Polda Jateng dilibatkan agar OP berjalan sesuai arahan pemeritah.

Para pembeli mengaku sangat terbantu dengan OP ini. Salah satunya Rufiatun, warga Kecamatan Kepatihan, Solo. Rufiatun bahkan berharap pemerintah menggelar OP secara rutin agar masyarakat semakin terbantu.

"Warga sangat berharap wabah ini segera berakhir dan masyarakat dapat beraktivitas kembali seperti biasa. Harapan kami sebagai warga, pemerintah dapat terus stabilkan harga, agar kehidupan ekonomi kami semakin membaik" jelas Rufiatun.

Harga Gula Tak Terkendali, Tembus Rp 20 Ribu per Kg

gula-pasir
Pekerja tengah menata gula pasir di Gudang Bulog Jakarta, Selasa (14/2). Kesepakatan pembatasan harga eceran gula pasir atau gula kristal putih bakan dilaksanakan bulan depan oleh pemerintah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta Sarman Simanjorang, menyebut komditas gula pasir perlu diwaspadai karena harganya sudah mencapai kisaran Rp19.000-20.000 per kg.

“Perlu yang diwaspadai adalah gula, gula ini boleh dikatakan naiknya tidak sama dengan yang lain sudah di kisaran Rp 19.000-20.000 per kg. Di beberapa minimarket malah kosong, jadi perlu diwaspadai,” kata Sarman kepada Liputan6.com, Jumat (24/4/2020).

Dia menilai seharusnya ketersediaan gula pasir di pasar disiapkan jauh-jauh hari, tidak bisa sudah mendekati Ramadan seperti saat ini baru menunggu impor. Apalagi situasi wabah Corona covid-19 ini sarana transportasi, dari negara impor terbatas atau sulit karena beberapa negara ada yang menerapkan lockdown.

“Seharusnya mulai Januari-Februari harus dipersiapkan, apalagi kalau sudah masalah Corona covid-19 ini baru muncul harusnya buru-buru melakukan impor, kalau sekarangkan nilai kurs kita sudah tinggi, negara tujuan impor juga sduah melakukan pengetatan, ya ini jadi serba salah, kita lihat bagaimana pemerintah punya jalur sendiri untuk menyelesaikan itu,” ujarnya.

Selain itu, Sarman memperkirakan kenaikan harga gula akan terasa ketika sudah memasuki pekan kedua puasa, karena konsumsi sudah mulai naik, apalagi gula pasir.

“Gula pasir naik itu fatal,” serunya.

Data Harga di Beberapa Daerah

Gula Pasir
Ilustrasi Foto Gula Pasir (iStockphoto)

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN), harga gula di beberapa daerah seperti Aceh Rp19.150 per kg, Bali Rp 19.000 per kg, Nusa Tenggara Timur Rp 19.750 per kg, Sulawesi Utara Rp 19.650 per kg, Maluku Rp 19.900 per kg, Papua Rp 19.100 per kg.

Bahkan di daerah lainnya harga gula mencapai Rp 20.000 lebih per kg, seperti di Kalimantan Tengah Rp 20.400 per kg, Sulawesi Tenggara Rp 20.250 per kg, Maluku Utara Rp 20.500 per kg.

Maka dari itu, Sarman menegaskan kepada pemerintah untuk tetap mewaspadai komoditas gula pasir ini.

“Artinya angka ketersedian ada di pemerintah, akan tetapi kita harus menyampaikan sinyal kepada pemerintah supaya yang namanya gula terkendali,” tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya