Pemerintah Terbitkan Diaspora Bond November 2020

Diaspora Bond akan diterbitkan dalam denominasi rupiah dengan pertimbangan transaksi melalui sistem e-SBN.

oleh Arthur Gideon diperbarui 04 Jun 2020, 20:15 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2020, 20:15 WIB
IHSG Berakhir Bertahan di Zona Hijau
Petugas menata tumpukan uang kertas di Cash Center Bank BNI di Jakarta, Kamis (6/7). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada sesi I perdagangan hari ini masih tumbang di kisaran level Rp13.380/USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Deni Ridwan menargetkan penerbitan Diaspora Bond dilakukan pada November 2020 atau mundur dari jadwal awal yaitu pada Agustus 2020.

Deni mengatakan penerbitan Diaspora Bond merupakan langkah pemerintah dalam mengupayakan sumber pendanaan dalam rangka memenuhi kebutuhan pembiayaan APBN yang bertujuan untuk pembangunan di Indonesia.

“Dengan kondisi pandemi ini yang menjadi kendala sehingga target baru kira-kira pada November,” katanya dikutip dari Antara, Kamis (4/6/2020).

Di sisi lain Deni menuturkan target waktu penerbitan Diaspora Bond tersebut masih tentatif karena baru akan dilakukan ketika semua pihak baik Kementerian Luar Negeri, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan piloting mitra distribusi sudah siap.

“Kita lihat juga animo di tengah pandemi ini,” ujarnya.

Deni menyatakan Diaspora Bond akan diterbitkan dalam denominasi rupiah dengan pertimbangan transaksi melalui sistem e-SBN yang pembayarannya melalui bank, pos, atau lembaga persepsi sehingga sebagian besar hanya dapat menggunakan rupiah.

Ia menjelaskan produk Diaspora Bond bertenor tiga tahun, bunga tetap atau fixed rate, non tradable atau tidak bisa diperdagangkan, tanpa early redemption, dan dapat dipesan mulai Rp 5 juta hingga Rp 5 miliar.

“Tenornya tiga tahun, fixed rate, non-tradable, tanpa early redemption. Supaya tidak terlalu merepotkan pemesanan Rp 5 juta sampai Rp 5 miliar dan akan diterbitkan dalam rupiah. Ini proposal kami,” ujarnya.

 

Target Investor

IHSG Berakhir Bertahan di Zona Hijau
Petugas menata tumpukan uang kertas di ruang penyimpanan uang "cash center" BNI, Jakarta, Kamis (6/7). Tren negatif mata uang Garuda berbanding terbalik dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mulai bangkit ke zona hijau (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Target investor dari Diaspora Bond akan disesuaikan dengan Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2017 yaitu merupakan diaspora WNA yang terdiri dari mantan WNI, anak mantan WNI, dan WNA yang memiliki orang tua WNI serta diaspora WNI.

Deni menegaskan kepemilikan Kartu Masyarakat Indonesia di Luar Negeri (KMILN) merupakan aspek utama sebagai alat identifikasi dan persyaratan dalam pembelian Diaspora Bond.

Selain itu pemesan Diaspora Bond juga harus memiliki rekening surat berharga di Indonesia, rekening tabungan di Indonesia dan Single Investor Identification (SID) di Indonesia.

 

Mitra Distribusi

IHSG Berakhir Bertahan di Zona Hijau
Tumpukan uang kertas pecahan rupiah di ruang penyimpanan uang "cash center" BNI, Kamis (6/7). Tren negatif mata uang Garuda berbanding terbalik dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mulai bangkit ke zona hijau. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Deni menyebutkan saat ini telah terdapat 14 mitra distribusi sebagai piloting Diaspora Bond yang terdiri dari delapan bank yaitu BCA, Maybank, BRI, BNI, Bank CIMB Niaga, Panin Bank, Bank Mandiri, dan Bank Tabungan Negara (BTN).

Kemudian tiga perusahaan fintech yakni Tanamduit, Bareksa, dan Invisee serta tiga sekuritas yaitu Bahana Sekuritas, Mandiri Sekuritas, dan Trimegah Sekuritas Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya