Sederet Visi Misi 3 Calon Deputi Gubernur BI, Apa Saja?

Penentuan siapa calon yang akan terpilih akan diputuskan dalam rapat internal pengambilan keputusan oleh Komisi XI pada Senin (13/8/2020) pekan depan.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 09 Jul 2020, 10:30 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2020, 10:30 WIB
Cek Jadwal Kegiatan Operasional dan Layanan Publik BI Selama Mitigasi COVID-19
Ilustrasi Bank Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Komisi XI telah menuntaskan proses uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) kepada tiga calon Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), yakni Juda Agung, Aida S Budiman dan Doni Primanto Joewono.

Ketiga calon tersebut diberi kesempatan untuk mempresentasikan visi misinya secara terpisah dalam dua hari (7-8 Juli 2020). Itu dilakukan untuk memilih siapa yang paling laik menggantikan Erwin Rijanto yang masa jabatannya sebagai Deputi Gubernur BI telah berakhir pada Juni 2020.

Penentuan siapa calon yang akan terpilih akan diputuskan dalam rapat internal pengambilan keputusan oleh Komisi XI pada Senin (13/8/2020) pekan depan. Jadwal tersebut mundur dari rencana sebelumnya, yakni pada Rabu (8/7/2020).

Juda Agung yang kini menjabat sebagai Asisten Gubernur, Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial mendapat kesempatan pertama pada Selasa (7/8/2020).

Dalam pemaparannya, Juda menyampaikan gagasannya seputar agenda Bank Indonesia dalam mengakselerasi pemulihan ekonomi dan reformasi di era new normal.

Juda mengatakan, BI perlu menavigasi pergerakan ekonomi untuk jangka menengah panjang, khususnya di masa pasca wabah pandemi virus corona (Covid-19).

"Dari sisi struktutural atau jangka panjang, perekonomian nasional dihadapi risiko middle income trap. Pertumbuhan hingga 2024 berpotensi 5,5 sampai 6,1 persen. Tapi proyeksi ini bisa tercapai bila kebijakan-kebijakan struktural ditempuh kita semua," kata dia.

Dia mengungkapkan, proyeksi tersebut butuh strategi yang matang. BI disebutnya tidak bisa menyelesaikan target itu sendirian, sehingga harus berkolaborasi dengan berbagai pihak.

"Tahun 2020 ini adalah fase penyelematan ekonomi seperti manajemen krisis bantu dunia usaha dan rumah tangga bertahan dari berhentinya produksi dan melemahnya keuangan," ujar Juda.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Genjot UMKM

Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia Gratis, Ini Syaratnya
Karyawan menghitung uang kertas rupiah yang rusak di tempat penukaran uang rusak di Gedung Bank Indonessia, Jakarta (4/4). Selain itu BI juga meminta masyarakat agar menukarkan uang yang sudah tidak layar edar. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Proses fit and proper test pada hari yang sama berlanjut untuk calon kedua, yakni Aida S Budiman yang tengah memegang posisi Asisten Gubernur, Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter.

Aida membawa visi misi untuk menggenjot perkembangan UMKM berbasis digital yang dinilainya dapat memperkuat stabilitas ekonomi nasional.

"Jadi usaha mikro kecil inilah yang merupakan fondasi menjaga stabilitas makro ekonomi sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi berkualitas," ungkapnya.

Adapun fokus yang akan dilakukan lebih kepada sektor usaha mikro kecil atau UMK. Menurut dia, sektor tersebut menyerap 75 persen tenaga kerja di UMKM dan berkontribusi 44 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

Selain itu, Aida juga berfokus kepada peran Bank Indonesia dalam penguatan stabilitas sekaligus mendukung kelanjutan pertumbuhan ekonomi nasional.

Beberapa strategi utama yang dibawanya antara lain mengoptimalkan bauran kebijakan utama bank sentral seperti aspek moneter, makroprudensial dan sistem pembayaran. Kemudian melakukan pendalaman pasar keuangan serta pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.

Pemulihan Ekonomi

Ilustrasi Bank Indonesia
Ilustrasi Bank Indonesia

Calon terakhir yakni Doni Primanto Joewono, yang juga merupakan Kepala Departemen Sumber Daya Manusia (SDM) Bank Indonesia. Dalam pemaparannya, ia menekankan fokus pada pemulihan ekonomi melalui digitalisasi.

Menurut dia, salah satu cara untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi yakni dengan berfokus pada pemanfaatan digitalisasi yang saat ini telah dilakukan.

Sebagai contoh, ia menyatakan elektronifikasi pemberian bantuan sosial (bansos) akan mempermudah masa pemulihan ekonomi dalam situasi krisis seperti yang terjadi saat ini.

"Digitalisasi mendorong elektronifikasi bansos sangat efektif. Apalagi dalam kondisi Covid-19, ini adalah untuk mendorong ekonomi, mendorong supaya bansos betul-betul diterima dan menggerakkan ekonomi," tuturnya.

Selain itu, Doni juga bakal mengoptimalkan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025 untuk memanfaatkan perkembangan digital. Dia menganggap BSPI 2025 memiliki titik keseimbangan dalam upaya mengoptimalkan peluang inovasi digital.

"Titik keseimbangan diperlukan supaya bisa mengoptimalkan peluang yang diusung oleh inovasi digital dan upaya memitigasi risiko. Bank Indonesia harus terus menerus mendorong Blueprint Sistem Pembayaran," ujar Doni.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya