Rupiah Melemah Imbas dari Jumlah Pasien Covid-19 Terus Bertambah

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Jumat pekan ini.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 10 Jul 2020, 11:13 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2020, 11:09 WIB
Rupiah Menguat di Level Rp14.264 per Dolar AS
Pekerja menunjukan mata uang Rupiah dan Dolar AS di Jakarta, Rabu (19/6/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sore ini Rabu (19/6) ditutup menguat sebesar Rp 14.269 per dolar AS atau menguat 56,0 poin (0,39 persen) dari penutupan sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar )

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Jumat pekan ini.

Mengutip Bloomberg, Jumat (10/7/2020), rupiah dibuka di angka 14.399 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.395 per dolar AS. Jelang siang, rupiah terus bergerak melemah ke level 14.449 per dolar AS.

Sejak pagi hingga pukul 11.00 WIB hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.399 per dolar AS hingga 14.459 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah mengalami tekanan sebesar 4,20 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.501 per dolar AS, menguat tipis jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 14.446 per dolar AS.

"Kekhawatiran peningkatan penularan kasus COVID-19 global kembali menjadi sentimen negatif yang bisa menekan pergerakan aset berisiko di sesi Asia hari ini, termasuk rupiah, " kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra seperti dikutip dari Antara, Jumat (10/7/2020).

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Penderita Covid-19 Terus Bertambah

Ilustrasi Pantau Rupiah (2)
Ilustrasi Pantau Rupiah (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Data penularan COVID-19 di Indonesia sendiri juga terus menunjukkan kenaikan dan belum melandai.

"Kekhawatiran ini menutupi potensi pemulihan ekonomi di tengah pandemi," ujar Ariston.

Sementara itu, tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun terlihat kembali tertekan ke kisaran 0,615 persen, turun sekitar 7 persen dari penutupan perdagangan Rabu (8/7).

Menurut Ariston, hal tersebut mengindikasikan pasar kembali mencari aset aman sebagai alternatif investasi dengan memegang aset dollar AS.

Di pasar AS semalam, data klaim tunjangan pengangguran AS yang lebih baik dari prediksi, tidak mampu menahan kekhawatiran pasar terhadap naiknya kasus COVID-19.

Berdasarkan data Departemen Tenaga Kerja AS, klaim baru tunjangan pengangguran turun pada minggu lalu. Klaim awal pengangguran berkurang 99.000 menjadi 1,31 juta pada pekan yang berakhir 4 Juli 2020.

"Tapi sentimen masih tarik menarik antara kekhawatiran COVID-19 dan potensi pemulihan ekonomi," kata Ariston.

 

Prediksi

Rupiah Stagnan Terhadap Dolar AS
Teller tengah menghitung mata uang dolar AS di penukaran uang di Jakarta, Rabu (10/7/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup stagnan di perdagangan pasar spot hari ini di angka Rp 14.125. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ariston memperkirakan rupiah berpotensi bergerak melemah ke arah resisten di Rp14.550 per dolar AS, dengan level support di kisaran Rp14.440 per dolar AS.

Pada Kamis (9/7)u, rupiah ditutup menguat 15 poin atau 0,1 persen menjadi Rp14.395 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.410 per dolar AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya