Liputan6.com, Jakarta - International Monetary Fund (IMF) memprakirakan pandemi Covid-19 akan lebih besar dan berdurasi lebih lama diprediksi sebelumnya. Sehingga menyebabkan perekonomian dunia akan terkontraksi pada tahun 2020.
"IMF menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 diprakirakan berskala lebih besar dan berdurasi lebih lama dari prakiraan," kata Kepala Departemen Komunikasi, Bank Indonesia, Onny Widjanarko dalam siaran persnya, Jakarta, Senin (20/7).
Advertisement
Hal itu disampaikan IMF dalam pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara G20 pada 18 Juli 2020 lalu. IMF juga menyampaikan perbaikan indikator ekonomi akibat pembukaan kembali kegiatan ekonomi di berbagai negara masih relatif lemah.
Advertisement
Termasuk besarnya dukungan kebijakan stimulus moneter dan fiskal yang dilakukan berbagai negara. Melihat perkembangan itu perekonomian global diprakirakan baru akan kembali tumbuh positif pada 2021.
"Perekonomian global diprakirakan baru akan kembali tumbuh positif pada 2021," kata dia.
Untuk itu, selama belum ditemukannya solusi medis dalam menangani virus corona ini, penguatan kerjasama G20 sangat diperlukan. Demi mencegah terjadinya dampak negatif yang lebih dalam pada perekonomian global.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Negara G20
Negara-negara G20 sepakat untuk meningkatkan kerjasama dan melanjutkan implementasi kebijakan fiskal, moneter dan sektor keuangan.
Tujuannya untuk melindungi nyawa, menjaga lapangan pekerjaan, membantu masyarakat yang mengalami penurunan pendapatan, dan meningkatkan ketahanan sistem keuangan sebagai respons terhadap penyebaran pandemi COVID-19.
Peningkatan kerjasama tersebut dilakukan untuk mengatasi penyebaran virus dan memperkuat respons kebijakan untuk pemulihan ekonomi global yang kuat, berkelanjutan, berimbang dan inklusif.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement
Bank Indonesia Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Minus 4,8 Persen
Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2020 bakal menyentuh hingga minus 4,8 persen. Angka ini lebih tinggi daripada proyeksi pemerintah yang berada pada posisi minus 4,3 persen.
"Kita tetap mengalami masa yang sulit, kuartal II Kemenkeu 4,3 persen negatif, BI angka kurang lebih sama, antara 4 sampai 4,8 persen," kata Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti, dalam sebuah diskusi di Jakarta, Senin (20/7/2020).
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 akan terkoreksi lebih dalam. Bahkan laju pertumbuhan ekonomi di kuartal II akan lebih buruk dari kuartal I sebesar 2,97 persen.
"Di dalam negeri pertumbuhan ekonomi nasional triwulan kedua dari berbagai data kami pantau akan alami kontraksi. Triwulan (kuartal) II lebih rendah dari triwulan I-2020," kata dia.