Liputan6.com, Jakarta - Pembangunan transportasi umum di Jabodetabek menjadi hal yang penting mengingat masifnya pergerakan orang di kawasan ini setiap harinya, bahkan di masa pandemi Covid-19.
Advicer Indonesia Intelegent Transportasi System (IITS) Elly Sinaga menyebutkan, populasi Jabodetabek yang besar menjadi salah satu potensi pengembangan angkutan umum. Hal ini terbukti dari jumlah perjalanan dengan angkutan umum yang mencapai 88 juta per hari.
"Populasi yg besar ini salah satu potensi memgembangkan angkutan umum dan dia punya trip rate cukup tinggi. Saya dengar terakhir trip rate di Jabodetabek sudah 88 juta, dengan populasi 31 juta (jiwa), ini berarti kira-kira 1 orang trip ratenya 2,8, ini tinggi sekali," ujar Elly dalam webinar Pengembangan Angkutan Umum Perkotaan, Rabu (12/8/2020).
Advertisement
Lantas, bagaimana seharusnya angkutan umum di Jabodetabek dikembangkan untuk memenuhi permintaan ini?
Elly menjelaskan, sebenarnya Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) sudah memiliki Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ) yang termaktub dalam Peraturan Presiden Nomor 55 tahun 2018, sehingga pengelolaan angkutan umumnya dapat lebih terarah.
Terdapat Key Performance Index (KPI) yang dapat dijadikan pedoman. Misalnya, coverage area (wilayah yang ter-cover angkuran umum) harus 80 persen. Lalu, maximal interchange (pergantian/transit komuter dari satu moda ke moda lain) maksimal hanya 3 kali.
"Lalu dalam 20 tahun ke depan setelah tahun 2018, modal share angkutan umum harus mencapai minimal 60 persen," lanjut Elly.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Waktu Tempuh Jabodetabek Area
Kemudian, KPI lainnya ialah waktu perjalanan maksimal 90 menit, kemudian akses dari dan ke moda angkutan umum berjarak maksimal 500 meter serta perlu disediakannya feeder penghubung.
Elly juga menjelaskan, untuk menjalankan semua itu, dibutuhkan kerjasama antara regulator, operator dan pengguna jasa dengan kunci utama yaitu integrasi.
Dalam pengembangan transportasi umum di Jabodetabek, terdapat 5 aspek integrasi, yaitu integrasi jaringan, integrasi simpul, integrasi layanan, integrasi informasi dan integrasi tarif.
"Ini kalau kita kerjakan yang 5 ini saja, insya Allah, sudah oke (pengembangan transportasi umum di Jabodetabek)," kata Elly.
Advertisement