Menhub: Kita Harus Move On, Dorong Transportasi yang Menjunjung Protokol Kesehatan

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebutkan pandemi COVID-19 mengancam kebangkrutan industri penerbangan, terutama maskapai.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Agu 2020, 07:18 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2020, 19:30 WIB
20160412-pesawat terbang
Ilustrasi pesawat terbang lepas landas dari bandara.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyebutkan pandemi COVID-19 mengancam kebangkrutan industri penerbangan, terutama maskapai.

“Pandemi merupakan masa suram bagi berbagai bisnis, termasuk transportasi. Bahkan transportasi dan logistik merupakan sektor terdalam yang mengalami masalah,” kata Menhub Budi Karya dikutip dari Antara, Selasa (11/8/2020).

Budi menyebutkan transportasi udara mengalami kondisi terparah karena adanya pembatasan pergerakan penumpang baik domestik maupun internasional, adanya ketakutan penumpang akan tertular COVID-19 yang menyebabkan omzet turun 30 persen hingga 50 persen.

“Ini membuat ancaman bangkrut. Saya ambil contoh angkutan udara secara umum, pada pandemi di industri penerbangan nasional tampak moderat pada triwulan I dan turun tajam di bulan Maret, masuk triwulan II amat berat dan kita harapkan triwulan III makin baik,” kata Menhub Budi Karya.

Ancaman kebangkrutan maskapai ini juga terjadi di sejumlah negara, seperti Virgin Australia dan Thai Airways yang meminta dana talangan kepada pemerintah agar bisa bertahan.

“Dua maskapai Eropa, Luthfansa dan Air France Prancis terancam gulung tikar. Kemudian Thai Airways lakukan penggantian operasi bulan ini karena lockdown di Thailand,” katanya.

Sektor lain yang tak kalah terganggu, menurut dia, adalah sektor logistik yang basisnya adalah sektor transportasi.

“Dengan pemberhentian perusahaan penerbangan, biaya kargo pun meningkat dan ganggu sektor logistik,” kata Menhub Budi Karya.

Kedua sektor itu, lanjut Menhub,  juga berkontribusi ke pertumbuhan ekonomi yang terkoreksi minus 5,32 persen.

Kemudian, lanjut dia, sektor pariwisata yang juga mengalami imbas dari pandemi COVID-19 ini, namun saat ini Bali mulai dibuka dan mulai bangkit.

Menhub mengatakan Indonesia bukan lah satu-satunya negara yang sangat terdampak perekonomiannya. Negara maju pun seperti Amerika Serikat juga menghadapi masaah yang sama.

“Kita tidak bisa menyerah maka harus move on dengan kegiatan terukur untuk dorong transportasi yang menjunjung protokol kesehatan,” kata Menhub Budi Karya.

Penyesuaian pun banyak dilakukan, Budi menyebutkan, di antaranya pembelian tiket secara daring dan penerapan protokol kesehatan di masa normal baru ini.

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Menhub: Kereta Api Jadi Urat Nadi Pemulihan Ekonomi Nasional

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi. (Dok Kemenhub)
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi. (Dok Kemenhub)

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menekankan pentingnya peran moda transportasi kereta api sebagai urat nadi pemulihan ekonomi nasional di era kebiasaan baru.

Sebab moda transportasi ini masih menjadi pilihan favorit bagi seluruh lapisan masyarakat sebagai penunjang mobilitas, khususnya terkait aktivitas ekonomi.

"Pada masa kebiasaan baru peran transportasi kereta api menjadi penting. Kereta api ini sebagai urat nadi dari pemulihan ekonomi nasional," ujarnya dalam webinar bertajuk Transportasi Untuk Merajut Keragaman, Selasa (11/8/2020).

Budi mengatakan, manfaat kereta api bagi pemulihan ekonomi nasional kian terasa pada era kebiasaan baru ini. Hal ini dibuktikan dengan masih tingginya pengguna moda angkutan transportasi baik KRL maupun MRT yang didominasi oleh pekerja informal.

Selain itu, kereta api juga berkontribusi besar bagi pertumbuhan sektor logistik. Menyusul semakin mudahnya proses distribusi barang ke tangan konsumen.

Begitu juga pada sektor pariwisata, dimana kereta api mampu menjawab kebutuhan wisatawan lewat kemudahan akses ke sejumlah destinasi wisata. "Maka Kereta api menjadi alat koneksivitas yang fundamental bagi aspek sosial dan ekonomi," jelasnya.

Kendati demikian, ia meminta seluruh pengguna moda kereta api untuk kooperatif mengikuti ketentuan protokol kesehatan di era kebiasaan baru ini. Ketentuan ini demi melindungi pengguna maupun masyarakat luas dari paparan virus corona jenis baru atau Covid-19.

"Pemerintah hadir ajak semua pengguna agar senantiasa bersikap waspada, patuh, dan disiplin. Demi perjalanan kereta api yang lebih aman," imbuh dia.

Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya