Beda Dampak Covid-19 di Tiap Generasi, Millenial dan Gen-Z Paling Rentan

Millenial dan Gen-Z harus dihadapkan dengan finansial yang memburuk serta kesehatan mental yang menghantui selama pandemi ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Sep 2020, 07:00 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2020, 07:00 WIB
[Bintang] Ilustrasi generasi millenial
Ilustrasi generasi millenial | foto : istimewa

Liputan6.com, Jakarta Pandemi Covid-19 berpotensi menjadi masalah kesehatan bagi generasi yang lebih tua, demikian pula yang muda. Bahkan generasi lebih muda merasakan dampak finansial. Dipertambah dengan kesehatan mental yang bisa terjadi efek kebijakan larangan berkumpul.

Menurut laporan baru dari Age Wave dan Edward Jones yang dikutip dari CNBC, Rabu (14/9/2020) menyatakan pandemi memiliki dampak berbeda setiap generasinya.

Age Wave dan Edward Jones mensurvei 9.000 orang Amerika dari 4 generasi pada bulan Mei dan Juni. Laporan tersebut menemukan bahwa sekitar sepertiga generasi milenial (usia 24 hingga 39 tahun) dan Gen Z (usia 18 hingga 23 tahun) mengatakan bahwa Covid-19 memiliki dampak ekstrem atau sangat negatif pada keamanan finansial mereka. 

Sementara itu, hanya 16 persen baby boomer (usia 56 hingga 74 tahun) dan hanya 6 persen generasi silent (usia 75 ke atas tahun) yang merasakan hal yang sama. 

Selain itu, generasi muda lebih cenderung melaporkan bahwa mereka juga mengalami penurunan mental sejak pandemi dimulai pada Maret. 

Survei tersebut menemukan sekitar 37 persen Gen-Z dan sekitar 27 persen milenial mengatakan Covid-19 berdampak negatif terhadap kesehatan mental mereka, dibandingkan dengan 15 persen baby boomer dan hanya 8 persen dari generasi silent. 

“Banyak dari anak muda yang kini mulai frustasi,” kata Ken Dychtwald, psikolog dan pendiri dan CEO Age Wave. 

 Generasi yang lebih tua mungkin lebih tangguh 

Sementara itu, generasi yang lebih tua menurut Dychtwald lebih tabah. Ketahanan mental dan finansial generasi yang lebih tua sebagian disebabkan kemampuan untuk bergantung pada jaring pengaman, seperti asuransi. 

Mereka yang berusia di atas 65 tahun memiliki tunjangan Jaminan Sosial dan Medicare yang belum terpengaruh oleh pandemi.

“Jika Anda sudah pensiun, Anda telah beralih dari kekacauan tentang pekerjaan. Orang-orang berusia 20-an, 30-an, 40-an, dan bahkan 50-an bangun setiap hari dan mencoba mencari tahu apakah mereka akan terus memiliki pekerjaan, apakah mereka akan menganggur, akan kah mereka dapat membayar tagihan. Jika Anda sudah pensiun, Anda tidak khawatir tentang itu,” kata Dychtwald. 

 

Saksikan video di bawah ini:

Generasi Lain

Benarkah Generasi Millennial Pilih Tinggal Bersama Orang Tua?
Jumlah generasi milenial Indonesia kini semakin membludak. Dalam lima tahun ke depan, mereka yang akan menggerakan perekonomian bangsa ini.

Generasi yang lebih tua tidak hanya memiliki jaring pengaman, mereka juga lebih cenderung bergantung pada ekuitas rumah untuk melewati pergolakan keuangan terbaru ini. Sekitar 78 persen pensiunan sudah memiliki rumah mereka sendiri dan 60 persen telah melunasi kredit rumahnya, menurut Age Wave. 

“Mereka mendapat pembayaran sewa dan hipotek yang lebih rendah daripada anak-anak yang tinggal di sebelah atau Gen-Xer yang mencoba membesarkan keluarga,” kata Dychtwald. 

Kombinasi memiliki jaring pengaman dan rumah yang aman, serta beberapa perspektif tentang pernah hidup melalui masa-masa sulit lainnya, semuanya berkontribusi dalam membangun kemampuan generasi yang lebih tua untuk mengurangi stres selama masa ini. 

Banyak generasi boomer sebenarnya membantu anak-anak mereka yang sudah dewasa. Sejak pandemi dimulai, 1 dari 4 orang tua, yang kira-kira 24 juta orang Amerika menurut perkiraan Age Wave, telah memberikan dukungan keuangan kepada anak-anak mereka yang sudah dewasa. 

Sekitar 37 persen responden Gen Z melaporkan menerima bantuan dari orang tua mereka, sementara sekitar 26 persen mengatakan mereka telah pindah ke rumah. 

Reporter: Erna Sulistyowati

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya