Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja Denni P Purbasari mencatat, hingga 17 September 2020 sudah sebanyak 4,68 juta orang yang mendapatkan Surat Keputusan (SK) sebagai penerima manfaat Kartu Prakerja. Jumlah ini masih kurang dari target penerima Kartu Prakerja yang sebanyak 5,6 juta orang.
"Yang telah menerima SK penerima 4,87 juta orang," kata dia dalam diskusi FMB di Jakarta, Kamis (17/9).
Dia mengatakan, dari total sebanyak 4,87 juta penerima manfaat Kartu Prakerja yang sudah membeli pelatihan baru sebanyak 3,4 juta orang. Sedangkan telah menyelesaikan minimal satu pelatihan baru 2,4 juta orang dan yang telah menerima insentif baru 1,4 juta orang.
Advertisement
"Sehingga ada gap 1 juta dari menyelesaikan pelatihan dengan yang menerima insentif ini disebabkan karena memang ada kesulitan dalam melakukan penyelesaian," jelas dia.
Adapun insentif yang tersalurkan dari 1,4 juta penerima insetif Prakerja tersebut yakni baru Rp 1,7 triliun. "Kenapa tidak besar karena memang itu penyalurannya dijadwalkan 1 bulan setelah menyelesaikan pelatihan pertama kemudian insentif kedua," tandas dia.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan video pilihan berikut ini:
Program Kartu Prakerja Gelombang 9 Sudah Dibuka, Kuota Masih 800 Ribu
Meski begitu, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja Denni Purbasari menyebutkan angka ini bersifat dinamis. Hal ini mengikuti arahan dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
“Saya sampaikan bahwa ini kan dinamis, karena juga kami akan mengikuti namanya kebijakan dari Kemenko Perekonomian,” kata Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja Denni Purbasari, Rabu (16/9/2020).
Dengan demikian, Denni menegaskan bahwa dengan sisa kuota yang ada belum tentu akan selesai dalam waktu dekat.
Bahkan ia mengatakan untuk gelombang 9, tetap akan dibuka dengan kuota yang sama seperti sebelum-sebelumnya, yakni 800 ribu peserta.
“Sejauh ini tidak ada perubahan kebijakan dalam arti bahwa untuk gelombang 9 masih tetap 800 ribu,” kata Denni.
Untuk sisa kuota yang akan dibuka pada gelombang 10, Denni menjelaskan sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi kuota.
Salah satunya yakni adanya kepesertaan yang dicabut. Sehingga kuota yang kosong bisa dialokasikan untuk gelombang berikutnya hingga seluruh target pemerintah tahun ini dapat terpenuhi.
Advertisement