Liputan6.com, Jakarta - PT Angkasa Pura I (AP I) mencatat, hingga akhir September 2020 progress proyek pengembangan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar telah mencapai 55,17 persen. Secara keseluruhan, proyek pengembangan bandara senilai Rp 2,6 triliun ini ditargetkan dapat selesai pada Oktober 2021.
Direktur Utama AP I Faik Fahmi menyatakan, pada masa pandemi ini, proyek pengembangan bandara tetap dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Baca Juga
Kapasitas ideal terminal Bandara Sultan Hasanuddin hanya dapat menampung 7 juta penumpang per tahun. Sementara pada 2019, trafik penumpang bandara ini sudah mencapai 10,7 juta penumpang.
Advertisement
"Oleh karena itu pengembangan bandara merupakan solusi mutlak yang harus dilakukan seiring dengan upaya perwujudan visi baru perusahaan Menjadi Penghubung Dunia yang Lebih dari sekedar Operator Bandar Udara dengan Keunggulan Layanan yang Menampilkan Keramahtamahan Khas Indonesia," kata Faik Fahmi dalam keterangannya, Rabu (30/9/2020).
Proyek pengembangan ini dimulai sejak diberikannya surat perintah kerja pada 15 Februari 2019. Cakupan pengembangan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar yang dilakukan bekerja sama dengan mitra kontraktor Wijaya Karya (WIKA) antara lain ialah perluasan terminal penumpang domestik eksisting ke sisi selatan, gedung parkir, dan akses jalan utama terminal di mana beberapa pekerjaan ini masuk ke dalam pengembangan Tahap I Paket I, sesuai masterplan pengembangan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar.
Pada proyek pengembangan ini, terminal eksisting akan diperluas dari yang saat ini hanya 51.815 meter persegi dengan kapasitas 7 juta penumpang per tahun menjadi 144.480 meter persegi dengan kapasitas 15,5 juta penumpang per tahun.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Dikerjakan 2 Paket
Sebagai rincian, proyek pengembangan Tahap I Bandara Sultan Hasanuddin Makassar terdiri dari 2 paket pekerjaan, yaitu Paket 1 yang terdiri dari pekerjaan revitalisasi terminal eksisting, perluasan terminal eksisting sisi selatan, gedung parkir, akses jalan utama terminal. Pengembangan Paket 1 dikerjakan oleh WIKA dengan nilai Rp 2,6 triliun.
Lalu, Paket 2 terdiri dari pekerjaan pembangunan apron selatan dan apron timur beserta infrastruktur penunjang. Pengembangan Paket 2 ini dikerjakan nilai proyek sebesar Rp 464,2 miliar dan nantinya akan menambah kapasitas apron menjadi 37 parking stand dari jumlah saat ini yang hanya 34 parking stand.
Pengembangan bandara-bandara AP I merupakan wujud komitmen perusahaan dalam mendukung pengembangan konektivitas udara dan pengembangan wilayah, khususnya di wilayah tengah dan timur Indonesia yang masih belum dikembangkan secara optimal.
"Selain itu, pengembangan juga dimaksudnya untuk senantiasa meningkatkan layanan dengan mengutamakan standard keselamatan dan kemanan penerbangan," lanjut Faik Fahmi.
Advertisement