Kemajuan Vaksin Covid-19 Bio Farma: Tak Ada Relawan yang Alami Efek Samping

Bio Farma sengaja membuat vaksin dari virus yang sudah dimatikan sehingga tidak akan menjadi sakit.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Okt 2020, 15:10 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2020, 15:10 WIB
Vaksin Covid-19
Menteri BUMN Erick Thohir saat meninjau laboratorium dan fasilitas produksi Bio Farma untuk memastikan kesiapan uji klinis fase 3 calon vaksin Covid-19 hasil kolaborasi bersama Sinovac di Bandung, Jawa Barat, Selasa (4/8/2020). Dok BUMN

Liputan6.com, Jakarta - PT Bio Farma tengah membuat vaksin untuk virus corona Covid-19 yang berasal dari virus yang sudah dimatikan. Dalam pembuatan ini, proses penyuntikan vaksin ke tubuh manusia harus dilakukan beberapa kali.

"Bio Farma sengaja membuat virus dari yang sudah dimatikan sehingga tidak akan menjadi sakit (usai divaksin)," kata Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19, Kusnandi Rusmil dalam Webinar Nasional Program Promotif dan Preventif BPJS Ketenagakerjaan Tahun 2020, Jakarta, Selasa (13/10/2020).

Inilah yang membuat relawan yang menjalani uji klinis vaksin Covid-19 tidak mengalami efek samping yang berat. Sudah ada 600 relawan yang disuntikkan vaksin buatan Bio Farma lebih dari satu kali. Sementara itu 400 orang lainnya yang disuntikan vaksin sebanyak satu kali.

Kusnandi mengatakan tidak ada gejala berarti yang ditunjukkan oleh para relawan tersebut. Efek samping yang dialami para relawan ini tidak berbeda dengan bayi yang baru saja menjalani imunisasi seperti sedikit panas atau demam.

"Sampai saat ini tidak ada reaksi hebat yang dialami para relawan vaksin. Reaksinya seperti anak bayi yang baru saja diimunisasi," kata dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Berpengalaman

Vaksin Covid-19
Menteri BUMN Erick Thohir saat meninjau laboratorium dan fasilitas produksi Bio Farma untuk memastikan kesiapan uji klinis fase 3 calon vaksin Covid-19 hasil kolaborasi bersama Sinovac di Bandung, Jawa Barat, Selasa (4/8/2020). Dok BUMN

Hingga kini, Kusnandi menyebut belum ada laporan berarti dari para relawan mengenai dampak tersebut. Para relawan memang menerima tugas yang berisi laporan terkait reaksi vaksin di dalam tubuhnya.

"Rasanya yang ditakutkan tidak ada. Mereka juga kan harus lapor dan menuliskan catatan harian yang harus ditulis," kata dia.

Apalagi, pengalamannya selama 30 tahun melakukan uji klinis terhadap vaksin telah teruji. Sehingga sebelum melakukan uji klinis pada vaksin Covid-19 dia telah melakukan berbagai antisipasi dari reaksi vaksin virus corona.

"Saya selama 30 tahun ini melakukan uji klinis vaksin. Makanya yang dulu ada masalah sudah diantisipasi, sehingga masalah yang ada ini bisa dianggap itu bisa saya atasi," kata dia.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya