Liputan6.com, Jakarta- Belajar dari rumah mungkin terdengar menyenangkan bagi sebagian siswa. Sudah terbayang santainya mengerjakan tugas dari kamar, dibarengi dengan bermain game online. Hari-hari sekolah pun terasa bagai waktu berlibur.
Namun, ternyata hal ini tidak demikian bagi sebagian siswa lainnya. Untuk mereka, belajar daring bagai malapetaka.
Bagaimana tidak, akses internet di daerahnya sulit, dan banyak yang juga tak memiliki perangkat elektronik memadai. Orang tua pun tak mengerti apa yang sedang diajarkan, sehingga tak bisa membantu anaknya mengerjakan tugas.
Advertisement
Meski begitu, di tengah kesulitan ini terbukti masih ada yang peduli dan Berani Berubah. Sekolah Relawan berinisiatif agar bisa memberikan akses internet dan perangkat elektronik bagi siswa yang membutuhkan.
Tak tanggung, mereka sendiri yang menghampiri para siswa di daerah ini dengan mobil yang dinamai Mobile Wifi, atau Wifi Berjalan.
“Masa pandemi ini mobile wifi menjadi salah satu solusi lah bagi kita, melihat metode daring ini ternyata banyak orang yang kesulitan,” ungkap Ketua Program Sekolah Relawan, Abdul Manaf kepada Tim Berani Berubah.
“Terutama bagi keluarga yang terdampak Covid, dan keluarga yang ekonominya menengah ke bawah. Ternyata ini menjadi suatu hal yang baru, mereka harus mengeluarkan biaya tambahan dalam setiap harinya, biaya tambahan buat anaknya,” lanjut dia.
Bermodalkan kendaraan mobil dan modem, para relawan menghampiri daerah-daerah di sekitar Jabodetabek yang masih kesulitan akses internet. Mereka juga meminjamkan 10 perangkat smartphone dan 1 laptop bagi siswa yang tak memilikinya demi bisa belajar secara daring.
Abdul menjelaskan, siswa di daerah yang masih belia juga umumnya belum mengerti cara menggunakan HP maupun laptop. Apalagi bagaimana cara mengakses internet.
“Jadi kami juga mendampingi mereka belajar. Karena banyak juga anak-anak siswa yang SD itu belum mengenal HP, apalagi penggunaan internet, jadi kita tetep harus mendampingi. Ngajarin gimana cara bukanya, segala macamnya,” tutur dia.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Berharap Dukungan Banyak Pihak
Beban akses internet menjadi lebih ringan bagi sebagian orang tua siswa berkat Mobile Wifi. Tapi, Sekolah Relawan tak bisa terus-menerus menetap di daerah yang sama. Selain itu, biaya internet yang harus ditanggung Sekolah Relawan juga tidak sedikit.
“Sejauh ini kita belum ada yang kerjasama dengan provider ya, jadi sebenarnya kita sudah tawarkan ke dua provider cuma belum ada tanggapan,” jelas Abdul.
“Harapannya sih banyak pihak yang mendukung program ini ya. Minimal perusahaan tersebut bisa lah men-support kita di kuota gratisnya, jadi sehari kan 500 giga lumayan,” sambungnya.
Abdul dan para rekannya di Sekolah Relawan juga berharap pihaknya bisa membangun pos internet gratis di daerah yang sudah pernah mereka kunjungi. Ini agar bantuan internet dari Sekolah Relawan bisa berkelanjutan dan tak hanya berhenti saat mereka harus pergi.
Selain itu, dia juga menghimbau kepada para siswa agar tak perlu malu menggunakan akses internet gratis.
“Bahkan kalau memang ada siswa atau mahasiswa gitu ya yang butuh ya silahkan merapat, nggak dibatasi dengan SD, SMP, SMP, SMA,” dia mengakhiri.
Berbagai cara harus dilakukan untuk bertahan hidup di masa pandemi. Pastinya cerita dari Sekolah Relawan ini menjadi kisah inspiratif untuk pantang menyerah di saat kondisi terpuruk.
Yuk, ikuti kisah ini maupun yang lainnya dalam Program Berani Berubah, hasil kolaborasi antara SCTV, Indosiar bersama media digital Liputan6.com dan Merdeka.com.
Program ini tayang di Stasiun Televisi SCTV setiap Senin di Program Liputan6 Pagi pukul 04.30 WIB, dan akan tayang di Liputan6.com serta Merdeka.com pada pukul 06.00 WIB di hari yang sama.
Ingin tahu cerita lengkap mereka, simak dalam video berikut ya.
Advertisement