Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengatakan pemulihan pertumbuhan ekonomi di Tanah Air saat ini tengah berlangsung. Hal ini terlihat dari beberapa indikator yang sudah menunjukan bahwa di kuartal III dan IV semakin membaik.
"Apakah dari indikator mobilitas manusia berbagai aktivitas baik mobilitas secara umum maupun aktivitas ekonomi terus meningkat," katanya dalam acara Capital Market Summit & Expo 2020, Senin (19/10/2020).
Baca Juga
Perry menyebut beberapa indikator survei penjualan eceran juga terus mengalami perbaikan. Bahkan indeks PMI juga telah berhasil meningkatkan ekspor non migas Indonesia.
Advertisement
"Sehingga secara keseluruhan memang kami perkirakan bahwa di pertumbuhan ekonomi triwulan III meskipun masih kontraksi akan lebih baik dari triwulan II," sebutnya.
Tak sampai disitu, defisit transaksi berjalan diperkirakan BI tahun ini juga bakal lebih rendah. Di mana transaksi berjalan di kuartal III akan mengalami surplus. Sehingga keseluruhan di 2021, transaksi berjalan akan di bawah 1,5 persen PDB.
"Untuk tahun 2021 bisa ada terkendali di sekitar 1,5 persen PDB," katanya.
Dengan adanya perbaikan tersebut, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal IV selanjutnya akan kembali positif. Sehingga ini akan mendorong pemulihan ekonomi Indonesia.
Dwi Aditya Putra
Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2020 jadi Minus 1,5 Persen
International Monetary Fund (IMF) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020. Semula, dalam laporan bulan Juni 2020, ekonomi Indonesia diprediksi -0,3 persen.
Namun dalam Laporan World Economic Outlook: A Long and Difficult Ascent yang dirilis Oktober 2020, IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal merosot di angka -1,5 persen.
"Dibandingkan dengan proyeksi kami di bulan Juni, prospek pertumbuhan ekonomi semakin memburuk secara signifikan karena pandemi yang masih berlangsung. Negara-negara berkembang kecuali China diprediksi akan mengalami kerugian lebih besar di tahun 2020-2021," demikian dikutip Liputan6.com dari laporan IMF, Rabu (14/10/2020).
Secara lebih rinci, dalam tabel ekonomi Asia Pasifik, pertumbuhan ekonomi negara lain juga diprediksi mengalami minus. Pada tahun 2020, ekonomi Thailand diproyeksi -7,1 persen. Lalu, ekonomi Filipina diprediksi -8,3 persen dan Malaysia -6 persen.
Hanya Vietnam yang memiliki proyeksi ekonomi positif, yaitu 1,6 persen.
Untuk China, pertumbuhannya diprediksi mencapai 1,9 persen. Sementara untuk India, diperkirakan mengalami -10,3 persen.
Kendati untuk tahun 2021, IMF masih memproyeksi bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal di angka 6,1 persen. Begitu pula dengan ekonomi global yang awalnya diprediksi tumbuh -4,9 persen menjadi -4,4 persen.
Advertisement