Harga Minyak Tergelincir ke Level Terendah dalam 5 Bulan

Harga minyak mentah Brent tergelincir 19 sen atau 0,5 persen pada level USD 37,46 per barel.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 31 Okt 2020, 09:00 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2020, 09:00 WIB
Bursa Saham AS Positif Bikin Harga Minyak Naik
Harga minyak cenderung variatif didorong sentimen ketegangan Rusia-Ukraina dan serangan Amerika Serikat ke Irak.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak turun lebih dari 1 persen pada perdagangan Jumat. Hal ini memperpanjang penurunan harga minyak dan berada di jalur penurunan bulanan kedua, di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa kenaikan kasus COVID-19 di Eropa dan Amerika Serikat yang dapat mengganggu konsumsi bahan bakar.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (31/10/2020), harga minyak mentah Brent tergelincir 19 sen atau 0,5 persen pada USD 37,46 per barel, setelah menyentuh level terendah dalam 5 bulan di sesi sebelumnya. Kontrak Brent Desember berakhir pada hari Jumat.

Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup turun 38 sen atau 1,1 persen pada level terendah 5 bulan di USD 35,79 per barel.

Harga minyak telah berayun antara paritas dan penurunan lebih dari 2 persen selama sesi Jumat karena pasar cemas atas penguncian (lockdown) baru di Eropa dan pemilu AS minggu depan, kata seorang pedagang minyak yang berbasis di Singapura.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, diperkirakan akan meningkatkan produksi mereka sebesar 2 juta barel per hari pada Januari sebagai bagian dari perjanjian produksi mereka.

Namun, produsen minyak mentah utama yaitu Arab Saudi dan Rusia mendukung untuk mempertahankan pengurangan produksi grup sekitar 7,7 juta barel per hari hingga tahun depan di tengah penguncian di Eropa sementara Libya telah melanjutkan produksi.

OPEC+ dijadwalkan bertemu pada 30 November dan 1 Desember untuk menetapkan kebijakan.

“Dengan perlambatan Eropa yang membahayakan konsumsi global dan kembalinya produksi Libya, tanggung jawab sekarang harus jatuh pada OPEC+ untuk mempertimbangkan kembali peningkatan produksi 2 juta barel per hari mereka pada Januari,” kata Jeffrey Halley, Analis Pasar Senior, Asia Pasifik OANDA di Singapura.

Kasus virus corona global naik dengan rekor satu hari setengah juta pada hari Rabu mendorong pemerintah di seluruh Eropa untuk memberlakukan pembatasan mobilitas lagi untuk mengekang penyebaran.

Sementara itu telah mengurangi mobilitas dan konsumsi bahan bakar di Eropa, permintaan di Amerika Serikat bertahan untuk saat ini, kata Mike Tran dari RBC Capital dalam sebuah catatan.

"Mobilitas global menjadi semakin terpolarisasi di berbagai wilayah minggu ini," katanya.

“Aktivitas diskresioner di Eropa melambat, sementara mengemudi dan terbang di AS terus tercatat di level tertinggi sejak pandemi dimulai," tutup dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Harga Minyak Anjlok 3 Persen, Penurunan Mingguan Terburuk Sejak April 2020

harga-minyak-mentah-merosot-130413b.jpg
Harga minyak

Harga minyak turun lebih dari 3 persen pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta). Pelemahan pada perdagangan Kamis ini memperburuk penurunan pada perdagangan sehari sebelumnya karena adanya potensi lockdown.

Beberapa negara memang sudah menjalankan dan akan menjalankan kebijakan pengucian wilayah atau lockdown kembali. Langkah ini untuk menahan meluasnya penyebaran virus Corona Covid-19.

Mengutip CNBC, Jumat (30/10/2020), harga minyak mentah brent anjlok 3,76 persen ke level USD 37,65 per barel. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 3,26 persen menjadi USD 36,17 per barel.

Kedua kontrak harga minyak ini jatuh lebih dari 5 persen pada perdagangan sebelumnya atau Rabu.

Dengan kasus Covid-19 yang melonjak di seluruh Eropa, beberapa negara kembali memberlakukan kebijakan lockdown.

Prancis akan mengharuskan orang untuk tinggal di rumah semua kecuali aktivitas penting mulai Jumat. Sementara Jerman akan menutup bar, restoran, dan bioskop mulai 2 November hingga akhir bulan.

"Karena penguncian ini, kekhawatiran permintaan di seluruh Eropa dan prospek jangka pendek untuk harga minyak mentah mulai memburuk," kata Stephen Innes, kepala analis Axi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya