Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah terus berkomitmen untuk mengakselerasi program pemulihan ekonomi nasional (PEN) di 2021. Adapun anggaran yang disiapkan sebesar Rp372,1 triliun, dipergunakan untuk akselerasi pemulihan ekonomi sekligus penguatan reformasi.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Nathan Kacaribu mengatakan program PEN pada tahun depan sama seperti 2020, yakni dibagi menjadi 6 kluster. Diantaranya kesehatan, perlindungan sosial, sketor KL dan pemda, dukungan UMKM, pembiayaan korporasi dan insentif usaha.
"Dalam cluster kesehatan, fokus utama ditujukan untuk penanganan covid dengan alokasi dana untuk penyediaan vaksinasi. Sementara program perlindungan sosial tetap dilanjutkan untuk mendukung daya beli khususnya harapannya di semester I 2021," kata dia dalam acara Simposium Nasional Keuangan Negara (SNKN) 2020, Rabu (4/11).
Advertisement
Dia melanjutkan untuk program sektoral pemda akan difokuskan alokasi anggarannya dalam rangka melakukan pemulihan sektor pariwisata, pembangunan infra ICT, dan penguatan program padat karya.
Sementara untuk empat kluster lain, seperti bantuan sosial, dukungan UMKM, insentif usaha, dan pembiayaan korporasi tidak terlalu banyak berubah fokusnya. Anggaran keempat pos tersebut pun tidak begitu besar dibandingkan pada 2020.
"Ukurannya dibandingkan 2020 memang lebih kecil dengan pertimbangan bahwa aktivitas dunia usaha berangsur sudah membaik sehingga program PEN diharapkan mempercepat kinerja dunia usaha di 2021," tandas dia.
Â
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Realisasi Dana PEN Capai 52 Persen hingga 26 Oktober 2020
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Nathan Kacaribu melaporkan realisasi anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) telah mencapai Rp 361,5 triliun hingga per 26 Oktober 2020.
Realisasi dana PEN tersebut setara dengan 52 persen dari pagu anggaran sebesar Rp 695,2 triliun.
"Realisasi saat ini sudah mencapai 52 persen dari pagunya. Ini cukup terakslerasi dalam beberapa bulan terakir ini akan terserap menuju ke arah 100 persen sampai akhir tahun," kata dia kata dia dalam acara Simposium Nasional Keuangan Negara (SNKN) 2020, Rabu (4/11/2020).
Dia memastikan, dalam sisa dua bulan terakhir pemerintah akan mempercepat melakukan penyerapan PEN tersebut. Utamanya beberapa kluster di sisi pembiayaan pinjaman daerah, Penyertaan Modal Negara (PMN) ke BUMN, serta pinjaman untuk BUMN.
"Ini akan sangat akseleratif di dalam sisa dua bulan dari tahun 2020 ini," tandasnya.
Berdasarkan paparannya, anggaran di bidang kesehatan sudah terealisasi hingga mencapai Rp 20,74 triliun. Atau naik 8,82 persen dari realisasi pada September 2020. Kemudian untuk perlindungan sosial realisasinya sudah mencapai Rp 174,06 triliun, atau naik 17,04 persen dari realisasi September 2020.
Selanjutnya untuk sektror KL dan Pemerintah Daerah, realisasi anggaran PEN sudah mencapai Rp 28,61 triliun, insentif usaha Rp 35,49 triliun, dukungan UMKM Rp 92,6 triliun, dan pembiayaan korporasi Rp 0,001 triliun.
Dwi Aditya Putra
Merdeka.comÂ
Advertisement