Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan Indonesia siap memenuhi kebutuhan bioenergi untuk Jepang.
Kesiapan tersebut disampaikan dalam rapat rencana kerja awal pemerintah Indonesia dengan Jepang yang diselenggarakan secara virtual.
Baca Juga
"Saat ini Indonesia tengah berusaha meningkatkan pemanfaatan biomassa sebagai alternatif bahan bakar untuk membangkitkan listrik. Indonesia sangat senang memenuhi kebutuhan biomassa di Jepang khususnya berasal dari cangkang sawit," ujar Airlangga, Selasa (10/11/2020).
Advertisement
Untuk memastikan agar standar bioenergi Indonesia layak dipakai dan memenuhi kebutuhan negeri sakura tersebut, Airlangga mengingatkan pentingnya komunikasi antar stakeholder dalam pemenuhan pasar.
Selain itu, politikus Golkar ini juga menyampaikan agar para pelaku industri bioenergi saling berkolaborasi menentukan kapasitas ataupun syarat yang harus dipenuhi agar jual beli bioenergi bisa maksimal.
"Perlu ada kolaborasi antara sehingga Indonesia dapat memanfaatkan berbagai sektor biomassa yang ditawarkan Jepang," jelasnya.
Sebagai negara yang memproduksi kelapa sawit terbesar di dunia, Airlangga juga menyampaikan, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan berbagai kebijakan transisi dari penggunaan energi fosil ke bioenergi.
Selain itu, Airlangga menagatakan pengembangan energi baru terbarukan yang dimuat dalam RUPTL PLT 2019-2028 bahkan dicantumkan capaian target penambahan bioenergi sesuai dengan kebutuhan pasar. Untuk itu, dalam rapat kerja pertama yang dimulai hari ini, Airlangga berharap terjadi kesepahaman antara Indonesia dan Jepang terkait kualitas bioenergi yang akan diproduksi oleh Indonesia.
"Saya mengharapkan ini jadi langkah nyata hasil resolusi yang konkret dalam upaya meraih pasar biomassa energi Jepang yang dapat mendorong kapasitas perekonomian secara nasional di tengah lesunya ekonomi," ucap Airlangga.
Reporter:Â Yunita Amalia
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jokowi: Produk Ekonomi Syariah Indonesia Bakal Diminati Jepang dan AS
Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimistis terhadap prospek sistem ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Menurut dia, potensi produk ekonomi/keuangan dan industri syariah sangat menjanjikan. Bahkan telah digemari oleh banyak penduduk dari negara non-muslim besar dunia, seperti Jepang dan Amerika Serikat (AS).
"Ekonomi dan keuangan syariah masih memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Tidak hanya diminati oleh negara dengan mayoritas penduduk muslim, tapi juga oleh negara-negara lain seperti Jepang, Thailand, hingga Amerika Serikat," ujarnya saat membuka Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2020 secara virtual, Rabu (28/10/2020).
"Indonesia dengan penduduk muslim terbesar di dunia harus menangkap peluang ini. Sekali lagi, harus menangkap peluang ini," tekan Jokowi.
Jokowi menjelaskan, akseletasi percepatan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah nasional merupakan bagian dari transformasi menuju Indonesia maju, serta upaya menjadikan Indonesia sebagai pusat rujukan ekonomi syariah global.
Pemerintah disebutnya telah memiliki Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS). Komite itu dibentuk untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah, dengan strategi besar melakukan penguatan halal value chain.
"Pengembangan ekonomi syariah yang berbasis sektor riil, padat karya, dan industri halal juga sangat potensial. Untuk memperluas penyerapan tenaga kerja dan membuka peluang usaha baru," kata Jokowi.
Selain itu, ia menambahkan, Indonesia juga punya banyak produk halal unggulan seperti produk makanan, kosmetik, hingga fashion. Untuk bidang fashion, Jokowi punya cita-cita menjadikan Indonesia sebagai pusat fashion muslim terbesar di dunia.
"Sayangnya, potensi yang besar dalam industri halal ini juga belum kita manfaatkan dengan baik. Karena itu upaya pengembangan yang integrated dan komprehensif perlu terus kita lakukan. Ekosistem industrinya perlu dibenahi, regulasinya harus efisien, SDM-nya juga hsrus dipersiapkan dengan baik," imbuh Jokowi.
Advertisement