Kemenkop UKM Gandeng Eaterview Promosikan UMKM Kuliner

Kementerian Koperasi dan UKM berkolaborasi dengan Eaterview untuk mempromosikan UMKM kuliner di Indonesia.

oleh Tira Santia diperbarui 10 Nov 2020, 20:15 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2020, 20:15 WIB
Kementerian Koperasi dan UKM berkolaborasi dengan Eaterview untuk mempromosikan UMKM kuliner di Indonesia
Kementerian Koperasi dan UKM berkolaborasi dengan Eaterview untuk mempromosikan UMKM kuliner di Indonesia

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM berkolaborasi dengan Eaterview untuk mempromosikan UMKM kuliner di Indonesia.

Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia, Teten Masduki, mengajak figur publik untuk membantu keberlangsungan hidup UMKM makanan dengan turut berpartisipasi di Eaterview.

“Program seperti Eaterview ini krusial dalam memetakan Local Champion UMKM di setiap daerah. Saya mengundang rekan-rekan public figure untuk berkenan endorse UMKM kuliner dan makanan di sekitar kita,” kata Teten, di Jakarta, Selasa (10/11/2020).

Kata Teten, seperti diketahui, tingkat kunjungan konsumen ke lokasi fisik gerai UMKM makanan mengalami penurunan di masa pandemi ini.

Oleh karena itu selain menggunakan pengaruh kuat dari para figur publik Eaterview juga mengutamakan penggunaan aplikasi pemesanan makanan, seperti GoFood, di setiap episodenya.

“Dengan begitu, misi utama untuk mempromosikan dan memulihkan omzet UMKM makanan diharapkan bisa tercapai sambil tetap menerapkan protokol sesuai adaptasi kebiasaan baru,” ujarnya,

Teten mengaku sangat apresiasi hadirnya aplikasi pemesanan makanan secara daring seperti di GoFood, Salah satu upaya mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional adalah dengan membeli dari UMKM kita, salah satunya UMKM kuliner dan makanan.

Menurutnya berinovasi dan hadir dalam ekosistem digital jadi penting bagi UMKM untuk dapat tetap menjalankan kegiatan usaha dalam masa adaptasi kebiasaan baru ini, salah satunya dengan memanfaatkan platform e-commerce dan aplikasi pemesanan makanan secara daring.

Lantaran UMKM menjadi salah satu yang sangat terdampak akibat pandemi. Terbatasnya kegiatan usaha akibat pembatasan sosial dan adaptasi kebiasaan baru mengakibatkan penurunan omzet hingga mencapai 70 persen.

Penurunan terbesar dialami oleh UMKM yang mengandalkan toko fisik, penjualan langsung dan reseller. Salah satu sektor usaha yang terkena dampak hebat dari pandemi ini adalah penjual makanan.

Kebanyakan dari mereka merupakan tempat makan yang memegang peran penting di dunia kuliner Indonesia, yang terancam kehilangan pelanggan karena tidak adanya lalu-lalang pelanggan di sekitar tempat mereka berusaha atau tidak mempunyai teknik dan kemampuan pemasaran yang kuat di dunia digital untuk mempromosikan layanan pesan antar.

“Tak sedikit dari mereka yang sudah terpaksa gulung tikar. Bila tidak dibantu, dampak dari anjloknya UMKM ini akan sangat mendalam. Pemutusan hubungan kerja dan kredit macet tak bisa dihindari,” katanya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Upaya Pemerintah

UMKM Diajak Manfaatkan Fasilitas GSP Ekspor Produk ke AS
Pekerja membuat mebel di kawasan Tangerang, Selasa (3/11/2020). Generalized System of Preference (GSP) atau fasilitas perdagangan berupa pembebasan tarif bea masuk memungkinkan produk UMKM lebih banyak diekspor ke Amerika Serikat. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara pelaku UMKM melakukan berbagai upaya untuk tetap bisa bertahan di kondisi ini, pemerintah pun telah mengambil langkah-langkah antisipatif melalui kebijakan yang transparan dan akuntabel.

Meski terdampak sangat serius, UMKM tetap memiliki potensi kuat hadir sebagai pahlawan ekonomi nasional, akselerator pemulihan ekonomi Indonesia. Pemerintah dan masyarakat perlu bergandengan tangan, bersinergi dan berkolaborasi dalam upaya meminimalisir dampak maupun membangkitkan kembali kegiatan usaha dan ekonomi.

“Sudah menjadi kewajiban kita bersama, untuk bergotong-royong dan saling bantu di periode pemulihan ekonomi yang penuh tantangan ini,” pungkasnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya