Dukung Target 1 Juta Barel, SKK Migas Tingkatkan Standar Keselamatan Kerja

Pada 2021, SKK Migas menetapkan target 90 persen kinerja KKKS mendapatkan rating biru (taat) dengan 40 persen kategori hijau dan emas (lebih dari taat).

oleh Athika Rahma diperbarui 11 Des 2020, 16:11 WIB
Diterbitkan 11 Des 2020, 16:11 WIB
Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - SKK Migas terus melakukan pembaruan standar Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lindungan Lingkungan (K3LL) agar tidak ada proyek atau kegiatan peningkatan produksi yang terganggu. Hal ini dilakukan untuk mendukung pencapaian target produksi minyak 1 juta BOPD dan gas 12 BSCFD di tahun 2030.

"Selain melakukan usaha-usaha peningkatan produksi migas, langkah penting yang harus dilaksanakan pada tahun 2021 untuk mendukung capaian target produksi tahun 2030 adalah meningkatkan usaha menjaga operasional dan proyek hulu migas agar tidak ada kecelakaan kerja dan memastikan operasional dan proyek hulu migas tidak berhenti," jelas Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan dalam keterangannya, Jumat (11/12/2020).

Julius menambahkan, tahun 2030 bukan waktu yang singkat bagi usaha pencapaian target produksi minyak 1 juta BOPD dan gas 12 BSCFD.

Oleh karena itu, usaha peningkatan kinerja operasi hulu migas adalah suatu keharusan agar tidak ada proyek atau kegiatan produksi yang terhenti, yang akhirnya juga akan menyebabkan potensi kerugian negara karena produksi menjadi tidak optimal, penambahan biaya dan waktu penyelesaian proyek menjadi tertunda.

"Oleh karena itu jika ada kegiatan operasi atau proyek yang terhenti, harus dilakukan investigasi dan dicari penyebabnya agar masalah dapat segera teratasi dan kejadian tidak terulang lagi," tambahnya.

Untuk itu, pada tahun 2021 SKK Migas menetapkan target 90 persen kinerja KKKS mendapatkan rating biru (taat) dengan 40 persen kategori hijau dan emas (lebih dari taat), serta incident rate harus lebih kecil dari angka 0,9.

Target yang ditetapkan pada tahun 2021, kata Julius, lebih tinggi dari target tahun 2020. Key Performance Indicator (KPI) hulu migas nasional di tahun 2020 terdiri atas 2 (dua) parameter yaitu occupational safety (incident rate) < 1,0 dan proper rating 90 persen biru atau dalam kategori taat.

Sedangkan untuk tahun 2021 KPI hulu migas nasional ditingkatkan menjadi 4 parameter yaitu incident rate < 0,9; proper rating 90 persen biru (taat) dengan 40 persen kategori hijau & emas (lebih dari taat); site restoration (ASR) 100 persen per tahapan persetujuan Pemerintah dan kewajiban hulu migas nasional sudah menerapkan HSE Dashboard dengan standar industri migas dunia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kecepatan Pelaporan

Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Kepala Divisi Penunjang Operasi dan Keselamatan Minyak dan Gas Bumi SKK Migas Bagus B. Edvantoro menjelaskan selain kriteria KPI K3LL Hulu Migas yang ditingkatkan dari aspek jumlah maupun kualitasnya, kecepatan pelaporan, transparansi dan pengawasan adalah hal yang tidak kalah pentingnya.

"SKK Migas akan menambahkan modul K3LL di IOC di tahun 2021, sehingga pelaporan HSE Performance Index akan dilakukan melalui IOC maksimal tanggal 6 tiap bulannya. Kemudian setiap tanggal 10 kami akan mempublikasikan capaian HSE melalui website, sehingga capaian HSE hulu migas menjadi data publik dan akan memacu kami, baik SKK Migas maupun Kontraktor KKS untuk mencapai kinerja HSE terbaik setiap bulannya sepanjang tahun," kata Bagus.

"Sebagai wujud komitmen transparansi kami dan mewujudkan industri hulu migas yang berkelanjutan, maka pada laporan sustainability report tahun 2021 akan dimasukkan program dan capaian HSE hulu migas nasional" tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya