Kucuran PEN Naik, Sri Mulyani Ingin Ekonomi Kuartal IV Segera Bangkit

Per 2 Desember realisasi PEN telah mencapai Rp 440 triliun. Nilai itu setara 63,3 persen dari total pagu Rp 695,2 triliun.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Des 2020, 16:41 WIB
Diterbitkan 11 Des 2020, 16:41 WIB
DKI Jakarta Menerima Dana Program Pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional
Pemandangan gedung bertingkat di Jakarta, Selasa (28/7/2020). Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat menjadi dua daerah pertama penerima dana program Pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Daerah karena terdampak COVID-19 pada kesejahteraan dan ekonomi masyarakatnya. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah memastikan terus berupaya memitigasi dampak buruk pandemi Covid-19 terhadap ekonomi nasional. Salah satunya melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan total pagu Rp 695,2 triliun.

Ini diungkapkan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati. "Melihat dampak Covid-19 terhadap ekonomi maupun keuangan negara, pemerintah terus mengantisipasi dengan memitigasi atau mengurangi mengurangi risiko terburuk akibat Covid-19 yang tertuang dalam PEN yang mempunyai total Rp 695 triliun," ujar dia, Jumat (11/12).

Dia mencatat, per 2 Desember realisasi PEN telah mencapai Rp 440 triliun. Nilai itu setara 63,3 persen dari total pagu Rp 695,2 triliun.

"Pada tanggal 2 Desember ini sudah dilaksanakan (PEN) sebesar 63,3 persen. Atau Rp 440 triliun dari pagu sudah dilaksanakan," terangnya.

Adapun, anggaran PEN 2020 berfokus pada enam bidang yang meliputi kesehatan Rp 97,26 triliun, perlindungan sosial Rp 234,33 triliun, sektoral K/L dan Pemda Rp 65,97 triliun.

Kemudian UMKM Rp 114,81 triliun, pembiayaan korporasi Rp 62,22 triliun, dan insentif usaha Rp 120,6 triliun.

Sri Mulyani berharap laju perekonomian kuartal IV-2020 dapat tumbuh lebih baik atau mendekati nol persen agar menjadi basis pemulihan ekonomi pada 2021. Menyusul kian meningkatnya serapan PEN di penghujung akhir tahun ini.

"Kontraksinya sekarang di sekitar 3 persen dan kita berharap di kuartal IV akan semakin mendekati nol persen. Sehingga 2021 kita perekonomiannya masuk di zona positif atau rebound cukup kuat dengan PEN," dia menandaskan.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Ini

Sri Mulyani: 2021 jadi PR Luar Biasa bagi Pemulihan Ekonomi

Menkeu Sri Mulyani melantik 2 pejabat di lingkungan Kementerian Keuangan. Dalam pelantikan ini Sri Mulyani menggunakan masker dan tetap menjaga jarak. (Dok Kemenkeu)
Menkeu Sri Mulyani melantik 2 pejabat di lingkungan Kementerian Keuangan. Dalam pelantikan ini Sri Mulyani menggunakan masker dan tetap menjaga jarak. (Dok Kemenkeu)

Pemerintah mengakui pemulihan ekonomi nasional merupakan langkah yang tidak mudah. Namun bukan berarti hal ini mustahil dilakukan. Nyatanya, perekonomian dalam negeri pada kuartal II-2020 sudah menunjukkan tren perbaikan.

Sehubungan dengan itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kelanjutan pemulihan ekonomi nasional di 2021 merupakan pekerjaan rumah (PR) yang luar biasa.

“Tahun 2021 ini adalah PR yang luar biasa. Apakah ekonomi kita akan terus bisa pulih, rebound dan recovering secara terus-menerus itu sangat tergantung kepada tentu masalah covid-19-nya sendiri,” kata Menkeu dalam diskusi virtual, Jumat (11/12/2020).

Maka dari itu, Menkeu menekankan pada perlunya langkah-langkah protokol kesehatan untuk bisa mengendalikan covid-19. Dengan demikian, lanjut Menkeu, kegiatan ekonomi sosial masyarakat mulai bisa dinormalisir. “Dan itu berarti ekonomi mulai berjalan pulih,” kata dia.

Di sisi lain, Menkeu menyatakan APBN akan tetap mendukung untuk pemulihan ekonomi 2021. Dimana dalam prioritasnya termasuk untuk belanja-belanja dalam rangka untuk membangun fondasi ekonomi Indonesia ke depan yang lebih kuat.

Belanja di bidang SDM masih prioritas utama. Untuk pendidikan lebih Rp 550 triliun, kesehatan Rp 196 triliun. Kemudian untuk Bansos lebih dari Rp 400 triliun dan untuk infrastruktur lebih dari Rp 430 triliun.

“Ini tujuannya untuk menggerakkan roda ekonomi tahun depan. Sehingga kontraksi yang terjadi pada Kuartal kedua tahun ini mulai beralih dikurangi kontraksinya sekarang di sekitar 3 persen dan kita berharap akan makin mendekati nol,” kata Menkeu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya