Menkeu Sri Mulyani Waspadai Datangnya Gelombang Kedua Covid-19

Menurut Sri Mulyani, seiring dengan mobilitas masyarakat yang meningkat, angka kasus covid-19 juga turut melejit.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 14 Des 2020, 16:22 WIB
Diterbitkan 14 Des 2020, 16:22 WIB
Sri Mulyani Indrawati
Menteri Keuanga Sri Mulyani Indrawati (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mencatat, ekonomi di Kuartal IV 2020 ini sudah mulai pulih dari dampak pandemi Covid-19. Angka Purchasing Managers' Index atau PMI pada November juga mulai menunjukkan di zona ekspansif di atas 50. Oleh karena itu, Sri Mulyani menekankan perlunya untuk menjaga perbaikan ini.

Namun, seiring dengan mobilitas masyarakat yang meningkat, angka kasus covid-19 juga turut melejit. Bahkan, di beberapa negara besar juga mulai mempersiapkan kemungkinan terburuk dari situasi krisis kesehatan ini.

“Di Amerika Serikat, di Eropa, bahkan Jerman, sekarang sudah mempertimbangkan akan terjadinya restriksi yang sangat ketat. Prancis mengalami hal yang sama,” ujar Sri Mulyani dalam Bisnis Indonesia Award 2020, Senin (14/12/2020).

Bahkan, Menkeu juga menyebutkan negara nordik termasuk Swedia, dimana semula negara ini mendapatkan pujian karena tak ikut melakukan pembatasan sosial, kini mempertimbangkan untuk menempuh kebijakan tidak biasa.

“Swedia yang dulu hampir mendapatkan pujian karena mereka melakukan dan menangani konflik secara tidak konvensional, yaitu membebaskan masyarakat bergerak tanpa adanya protokol kesehatan, sekarang dihadapkan pada kondisi yang luar biasa sangat menentukan,” kata Sri Mulyani.

“Ini menggambarkan bahwa kita tidak boleh di-underestimate. Negara yang paling maju, paling disiplin, paling memiliki sistem kesehatan paling kuat pun harus melakukan langkah luar biasa,” sambung dia.

Di Asia sendiri, Sri Mulyani menyebutkan sejumlah negara seperti Tokyo, Jepang dan Korea Selatan saat ini juga tengah mempersiapkan langkah-langkah untuk penanggulangan terjadinya kemungkinan gelombang kedua.

“Jadi untuk Indonesia kita juga perlu mewaspadai. Pada akhir tahun ini kegiatan-kegiatan masyarakat meningkat akibat adanya liburan panjang. Kemarin kita punya pilkada, dan kita harus betul-betul menjaga agar jangan sampai rem harus diinjak hanya karena covid-19 mengalami eskalasi yang meningkat secara pesat,” kta Menkeu.

Untuk itu, pemerintah terus akan melakukan langkah-langkah dan dukungan APBN untuk kesehatan, baik dari pengadaan APD maupun upgrade dari rumah sakit. Serta untuk penanganan tenaga kesehatan maupun untuk mereka yang sekarang harus dirawat akibat covid-19.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Jokowi: Waspada Agar Jangan Sampai Terjadi Gelombang Kedua Covid-19

Jokowi
Presiden Jokowi mengingatkan jajarannya mewaspadai peningkatan kasus penularan COVID-19 di banyak negara Eropa, seperti Spanyol, Prancis, dan Jerman saat memimpin ratas di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (24/8/2020). (Kementerian Sekretariat Negara)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta semua pihak mewaspadai munculnya gelombang kedua Covid-19. Terlebih, saat ini, Jokowi menyebut pengendalian Covid-19 dan masalah ekononomi di Indonesia sudah memberi sinyal ke arah lebih baik.

"Waspada agar jangan sampai terjadi gelombang yang kedua (Covid-19), yang akan sangat merugikan upaya dan pengorbanan yang telah kita lakukan," ujar Jokowi saat memberikan sambutan daa Pertemuan Tahunan Bank Indonesia secara virtual, Kamis (3/12/2020).

Dia meminta masyarakat tak lengah dan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan sebagai upaya mencegah penularan Covid-19. Mulai dari, memakai masker, rajin mencuci tangan, menjaga jarak, dan tak berkerumun.

"Kita harus tetap hati- hati, tidak boleh lengah, dan kita harus disiplin menerapkan protokol kesehatan," ucapnya.

Menurut dia, masyarakat harus bergerak dan fokus untuk keluar dari pandemi Covid-19. Jokowi mengatakan pemerintah sedang mempersiapkan program vaksinasi Covid-19 sebagai upaya mengakhiri pandemi di tanah air.

"Kita harus fokus untuk bergerak ke depan, fokus pada upaya-upaya untuk keluar dari pandemi. Mempersiapkan vaksin dan program vaksinasi dengan cermat agar kita bisa bangkit dan pulih dari pandemi," jelasnya.

Dia menilai upaya pemerintah sembilan bulan mengatasi dampak pandemi baik dari sektor kesehatan dan ekonomi mulai terlihat hasilnya. Di sektor kesehatan, Jokowi menyampaikan kasus aktif Covid-19 di Indonesia saat ini berada di angka 12,72 persen dimana lebih rendah dari rata-rata dunia sebesar 28,04 persen.

"Kemudian tingkat kesembuhan (Covid-19) juga semakin membaik, mencapai angka 84,02 persen. (Indonesia) Lebih baik dari angka kesembuhan rata-rata dunia sebesar 69,56 persen," kata dia.


Infografis Negara Pertama Suntik Vaksin Covid-19

Infografis Negara Pertama Suntik Vaksin Covid-19, Inggris atau China? (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Negara Pertama Suntik Vaksin Covid-19, Inggris atau China? (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya