Liputan6.com, Jakarta Dompet digital dari dan untuk Indonesia, DANA, berhasil terpilih untuk menjalankan proyek Global Entrepreneurship Laboratory (G-Lab). Startup yang sudah digunakan lebih dari 45 juta orang ini akan bekerja sama dengan MIT Sloan School of Management, pendiri program kewirausahaan internasional. Terpilihnya DANA berdasarkan model bisnis, potensi pertumbuhan, dan keberhasilan yang telah dicapai hingga saat ini.
Sejak meluncur tahun 2018, platform layanan pembayaran DANA kini telah mengelola lebih dari tiga juta transaksi setiap harinya. Transaksi ini, di antaranya, termasuk transfer bank, transaksi kartu kredit, dan setoran tunai ke minimarket, memastikan keamanan melalui akun yang telah diautentikasi dengan teknologi verifikasi biometrik dan identitas penggunanya.
Sebuah tim yang berisikan sejumlah mahasiswa dari MIT Sloan School of Management, salah satu sekolah bisnis peringkat teratas dunia berkolaborasi secara virtual dengan DANA untuk mengidentifikasi tiga aplikasi mobile perencanaan keuangan teratas bagi investor ritel di Amerika Serikat.
Advertisement
Selain itu, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk melakukan analisis pasar terhadap kegagalan aplikasi keuangan serupa lainnya dengan tujuan memanfaatkan temuan ini untuk merancang sebuah produk kebutuhan dasar (minimum viable product/MVP) pelanggan dan strategi go to market untuk kasus penggunaan perencanaan keuangan dari aplikasi DANA.
Situasi pandemi yang melanda seluruh dunia, mendorong munculnya tema G-Lab tahun 2020 ini adalah "B2G-Lab, Back to Growth”. Adapun tim mahasiswa internasional yang tergabung dalam proyek ini adalah Nikunj Agarwal, MIT Sloan Master of Finance (MFin) ’22; Kazrin Khairul Anuar, MIT Sloan MBA ’21; Vipul Sawhney, MIT Sloan Fellows MBA, '21; dan Joseph Wang, MIT Sloan Visiting Fellow '21.
Untuk pertama kalinya dalam 21 tahun terakhir, tim mahasiswa tidak dapat melakukan perjalanan internasional untuk bekerja di lokasi (onsite) dikarenakan adanya pandemi. Kazrin Khairul Anuar mengaku mendapatkan pengalaman yang luar biasa dapat bekerja sama dengan DANA.
“Secara keseluruhan, merupakan pengalaman yang luar biasa telah dapat bekerja sama dengan DANA untuk memahami bagaimana faktor-faktor utama yang dikaitkan dengan keberhasilan para pemain teknologi keuangan yang berbasis di Amerika Serikat; yang bisa ataupun tidak bisa diterapkan kepada pengguna di Indonesia pada umumnya," kata Kazrin.
“Walaupun saat ini kami belum bisa hadir di Indonesia secara fisik, kami merasa bahwa diskusi kami dengan DANA telah membantu memberikan perspektif lokal yang sangat berguna, terutama anggota tim kami yang belum pernah mengunjungi Indonesia," tambahnya.
Menanggapi hal ini, Vince Iswara, CEO dan Co-Founder DANA mengungkapkan kerja sama ini merupakan pengalaman yang luar biasa bagi kami untuk mendengarkan dan mendiskusikan analisis mendalam dari tim G-Lab yang telah memiliki pengalaman luas baik di negara berkembang maupun negara maju.
"Analisis pasar ini tentunya akan membantu DANA dalam melakukan inovasi untuk produk kami selanjutnya dan membantu kami menjalankan strategi di masa depan yang akan mendukung pencapaian visi DANA dalam membantu menciptakan masyarakat non-tunai (cashless society) di Indonesia,” ujarnya.
Sejak tahun 2000, tim G-Lab MIT Sloan telah menangani berbagai masalah bisnis dengan lebih dari 482 startup serta perusahaan-perusahaan yang tengah berkembang pada 643 proyek yang berada di 54 negara berkembang dan negara maju di seluruh dunia pada bidang-bidang penting seperti pertumbuhan strategis, masuk di pasar baru, penetapan harga, pemasaran, penetapan tolok ukur (benchmarking), fundraising, serta strategi keuangan.
Michellana Jester, Managing Director G-Lab, mengatakan pihaknya telah mengaktifkan jaringan global CEO transformatif dan para pemimpin lainnya serta menciptakan pemahaman pasar yang autentik – yang mencakup budaya, geopolitik, dan keuangan – melalui trek virtual dalam sesi-sesi kelas yang diselenggarakan oleh para pendiri perusahaan unicorn lokal dan pemain-pemain utama ekosistem lainnya.
"Kami percaya bahwa insights ini akan menjadi bekal tambahan yang akan melengkapi pengalaman kewirausahaan inti dari setiap proyek pertumbuhan strategis tim B2G-Lab dengan perusahaan induk mereka," ujarnya.
Di bulan Desember ini, G-Lab akan menyerahkan hasil akhir dari proyek ini, mencakup presentasi formal dan concrete “leave behind” yang dapat memberikan masukan bermanfaat yang dapat segera dijalankan.
Prof. Simon Johnson dari MIT Sloan yang juga merupakan mantan Kepala Ekonom International Monetary Fund (IMF) dan Pendiri G-Lab mengatakan selama satu dekade terakhir, G-Lab telah bekerja sama dengan para pengusaha di Jakarta.
"Saat dunia memerangi COVID-19 hari ini, para individu ini menunjukkan ketahanan yang luar biasa dan menawarkan prospek yang bagus untuk masa depan. Ini adalah hak istimewa dan sebuah pendidikan bagi mahasiswa kami untuk berkontribusi dalam pertumbuhan mereka," jelasnya.
G-Lab adalah salah satu dari 15 lab perintis Action Learning yang tersedia untuk mahasiswa di MIT Sloan. Sementara kegiatan proyek bervariasi, mereka disatukan oleh hal-hal yang umum, termasuk pengalaman, reflektif, dan peer learning; pendampingan fakultas; pemecahan masalah di dunia nyata; transfer pengetahuan; dan, mungkin unik untuk MIT Sloan, keterlibatan tim mahasiswa yang dimaksudkan untuk memiliki dampak bisnis dan/atau sosial yang terukur. Tantangan-tantangan manajemen ini membawa teori ke dalam kehidupan nyata.
MIT Sloan School of Management, yang berbasis di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat, adalah salah satu sumber inovasi akademis peringkat teratas dunia dalam teori manajemen dan juga dalam praktiknya. Dengan siswa dari lebih dari 60 negara, MIT Sloan School of Management mencetak para pemimpin yang efektif, inovatif, dan berprinsip yang dapat memajukan ekonomi global.
Untuk mempelajari lebih lanjut, silahkan kunjungi: https://mitsloan.mit.edu.
(*)